Friday 8 July 2022

Another First Time for Anything

Untuk pertama kalinya dalam sejarah blogging-ku, aku berharap postingan ini tidak ada yang membaca dan mempedulikan. Iya, karena ada kalanya aku merasa bertanggung jawab pada panca indera dan kemampuan literasiku yang minim ini untuk kuungkapkan hal yang tidak bisa kuungkap langsung pada manusia, namun telah kuungkap pada sang Pencipta.


Aku begitu lelah setiap memulai tahap pertama, bahkan rasa lelahnya ada sejak saat kutahu bahwa aku akan memulai lagi. Aku sering merasa takut dan ragu akan hal yang aku sendiri tidak bisa menjelaskannya. Sering aku ungkap risauku di sepertiga malamku, kadang sampai menetes air mataku dengan semua galaunya urusan dunia.


Sering aku merasa rindu Kampung Akhirat, tapi setiap aku buka mataku di pagi harinya, aku tersadar lagi bahwa menurut Tuhan aku belum pantas mencapainya. Menurut Tuhan, mungkin, aku masih butuh beberapa waktu lagi untuk membuktikan diri sambil terus berjalan hingga sampai pada titik kepantasan aku dipanggil oleh-Nya.


Aku sering merasa sedih karena rindu yang tidak bisa aku telusuri terhadap apa. Aku rindu pulang ke rumah, dan rindu pada rasa aku tidak perlu khawatir akan hal yang itu itu saja. Setiap ungkapanku yang terbisikkan ke bumi, aku berharap langit menangkapnya dan menyampaikan pada dunia agar aku dapat sedikit lagi kekuatan di dalamnya.


Ya Tuhan, sungguh aku lelah. Akupun tau Kau mendengarnya, bahkan Kau yang mengaturnya. Tapi sungguh, aku lelah.