Thursday 24 March 2022

sepasang buah hatiku

Nak,
Biarlah post ini mengingatkan kita bahwa kalian adalah dua makhluk titipan Tuhan yang paling indah yang pernah kujaga. Lelah dan sakitku kalian buat tak ada artinya. Aku akan terus menyayangi kalian.

Biar kalian tumbuh dengan penuh rasa cinta, rasa cukup, rasa syukur dan rasa ingin tahu tentang dunia. Hingga akhirnya kita berjumla lagi pada masa yang paling kekal.

Biarlah aku menyayangi kalian hingga kalian paham bahwa manusia hakikatnya adalah lemah lembut dan banyak silapnya. Biarlah aku menyayangi kalian hingga lelah berubah jadi bahagia.

Ingat nak,
Aku adalah salah satu yang akan selalu menyebut kalian dalam doa. Aku yang selalu siap di belakang kalian saat kalian lelah dan butuh jeda. Aku adalah rumah yang selalu siaga. 

Dan aku, adalah jiwa yang beruntung diberi kesempatan memiliki kalian berdua. Terima kasih atas semua momen kita bertumbuh dan belajar bersama.

Ibu sayang kalian, manusia manusia hebat.

Wednesday 23 March 2022

Memaafkan Diriku Sendiri

Pagiku dimulai dengan menghirup udara yang meniup niup setelah hujan. Iya, aroma tanah basah setelah hujan; petrichor. Aku mendekap kedua bahuku erat, aku bilang terima kasih sudah bertahan, terima kasih sudah berjuang. Untuk sekali dalam sekian lama, aku merasa cukup dan tidak banyak menuntut. Aku memilih memaafkan diriku sendiri yang memang terbatas dan tidak selalu terbalas. Aku memaafkan diriku yang masih dalam tahap belajar tanpa berhenti.


Aku mendalami rasa lelah di setiap sendi badanku, aku merasakan tulangku seperti menegaskan kehadirannya dan menopangku secara mental lebih kuat lagi. Tulang kakiku seperti berbisik pada nadi di sekitarnya untuk tetap kuat dan berdiri tegak. Punggungku seperti mendengar dan turut bersorak lewat tegapnya dan mekarnya diafragma yang terasa.


Aku memilih memaafkan diriku yang masih begitu belia dalam memahami banyak hal. Aku memaafkan diriku lewat pelukan sepertiga malam dan berkata hal-hal afirmasi dalam hati supaya langkahku lurus lagi. Supaya siap berlari, dan setiap hembusan nafasku ikut mengimbangi. Hari ini aku memaafkan diriku yang masih terbata dengan semua yang kukira nyata maupun maya. Hari ini aku memaafkan diriku yang masih suka melihat berbayang, entah karena usia atau terlalu banyak benda.


Maafkan aku, wahai diriku yang selalu meminta satu hari lagi untuk berasa di sini sampai nanti berjumpa di akhirat yang hakiki. Maafkan aku, wahai jiwa yang suka merindu garis akhir dunia.