Saturday 3 September 2022

60 minutes with Syazka

Aku mengingat beberapa kali 60 menit bersama Syazka, seorang psikolog yang membantuku memetakan perasaan dan masalahku di tahun 2019. Sekitar 2 tahun lalu.

Ya. Saat itu aku sedang berjuang melawan diriku sendiri yang menolak melihat kenyataan dan keadaan pahit, dan memilih melihat hal baik yang menyakitkan. Syazka membantuku memetakan lewat pertanyaan; apa perasaanku, apa yang kumau, apa yang sedang aku pikirkan, apa yang membuatku sedih dan senang. Syazka memintaku menuliskan perasaanku, pikiranku dan pilihanku serta sikapku.


Aku tidak ingat kapan aku menangis se-menangis aku saat bertemu Syazka pertama kali. Sebuah tangisan yang begitu pilu namun membingungkan. Entah mentalku yang tidak terbiasa mendapat masalah, atau memang masalahku memang terlewat berat sehingga tubuh yang terbiasa lincah ceria ini kehilangan bobot massanya dan terus dirundung rasa duka yang mendalam.


Malam-malam dingin datang dimana yang kurasakan sering kuungkapkan pada Syazka.

Aku juga mengungkapkan pertanyaan retorika, dan Syazka tidak pernah mencoba memberikan jawabannya. Ia hanya memintakan meyakinkan diri sendiri dan aku merasa Syazka membantuku mengatur hatiku dan pikiranku agar tergambarkan dengan baik dan lebih jelas.


Beberapa bulan berlalu, bahkan mungkin setahun kemudian, aku menemuinya lagi, memintanya mengingatkanku untuk memetakan perasaanku lagi. Sunggu 60 menit bersama Syazka membantuku mengatur dan menata hatiku, agar aku bisa memilih dengan bijak apa yang akan jadi langkahku dan keputusanku.


---selesai---