Friday 28 January 2022

Seperti Senja yang Tidak Kamu Pahami.

Iya. Kamu selalu kesal setiap senja karena kamu takut gelap.

Menurutmu, senja adalah waktu terburuk karena itu artinya harimu selesai, produktivitasmu harus tertunda, dan kamu harus mengakhiri hal yang kamu nikmati. Aku mempelajari kesalmu selama beberapa hari, lalu kubuat pola tentang kenapa kamu kesal dan apa yang kamu lakukan saat kamu kesal. Menurutmu, Senja suka mengganggu dan tidak bisa memahamimu seperti makhluk lainnya. Sedikit sekali mungkin kamu lupa, bahwa senja memang bukan makhluk yang bisa kamu bentuk atau kamu atur. Aku mempelajari senja dari terbitnya hingga hilangnya ditelan gelap. Senja menyimpan beberapa cerita dan nyanyian, yang aku dengar perlahan belakangan. Jadi jika kamu baca jurnalku ini, biar kutuangkan hal yang kamu mungkin tidak mengeri tentang senja.


Senja adalah bagian dari rotasi bumi dan kodrat ilahi. Senja adalah indah walau menandakan gelap akan datang. Senja adalah hal yang ditunggu banyak orang, terutama pekerja malam dimana mereka mulai bergerak mengais rejekinya. Senja adalah hal wajar, yang bahkan ketika sedang mendung atau basah karena hujan, ia tetap hadir melengkapi putaran hari. Senja adalah tanda saat kamu harus rehat dari semua ambisimu, dari semua lelahmu, dan bahkan dari semua lukamu sedari pagi. Senja adalah hal yang aku sukai, dan senja adalah yang membuatku bergairah menjalani sisa hidupku.

Senja adalah fenomena alam yang naturalnya memang mengantarkan malam. Dan senjalah yang mengajakmu pulang. Senja yang menunjukkan jalan ke rumahmu, ia begitu indah dan bermanfaat jika saja kamu mau memahaminya.


Senja adalah indah jika saja kamu mau duduk sebentar, meredakan kesibukanmu dan menatap warnanya yang berubah-ubah mengikuti musim dan zaman. Senja adalah sisa terang bagi sebagian orang untuk menutup segala urusan. Senja adalah alasan mengapa matahari bukan satu satunya bagian dari dunia.


Senja yang selalu kamu cari-cari salahnya itu adalah juga bentuk kuasa Tuhan yang sengaja dikirimkan sebagai tanda kebesarannya. Senja adalah hal yang sering juga kita remehkan, sesekali kita ambil cahanya saat indah, lalu kita lupakan saat kita sedang sibuk dengan yang lain. Senja adalah hal yang selalu aku rindukan. Senja adalah bagian waktu beranjaknya kita menuju malam. Senja adalah pelengkap.


Senja adalah.... yang kutunggu.

Dan yang menungguku. Dan aku yang mendampingimu dalam gelapmu, dalam gelap senja.

Wednesday 26 January 2022

This is the year of denial.

Yes. 2022 is probably just like another year; a year of denial. We often abandon feelings and thoughts that should be addressed and released. I reckon it's because we have other collateral thoughts and fear of making another life-complication. So we just decided to hide them inside us.

Little that we know, what we try to burry inside is the main heart problem. Yes. Literally and figuratively.

How many times a day you verbally mention "what makes me happy today?" as well as "what upsets me today?" ?
I bet it's zero.

No, we don't confess feelings like that deliberately without being asked. Even when we are asked, we filter things that come out of our mouth. We are scared, we are full of doubt, we are unable to express feelings on most days.

Yet, we survived.
In denial.

Friday 14 January 2022

What does A Heart made of?

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa hatiku terbuat dari rahmat Allah.

Aku nggak tau persis apa maksudnya, tapi aku yakin, hatiku ini terbuat dari zat yang sebegitu hebatnya sehingga setelah bertubi-tubi dia dipecahkan, serpihannya berajut lagi jadi kepingan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Aku juga merasa, hatiku begitu lembut dan rapuh. Yang bisa dilakukannya cuma zikir dan menyebut asma Allah. Udah, hanya itu yang konsisten dilakukan. Kapasitasnya seperti nggak berukur, dan nggak bisa didefinisikan sedalam dan seluas apa, terlepas betapa selalu penasarannya aku.

Belakangan, hatiku rindu pulang. Aku juga nggak tau, pulang apa dan kemana.

Mungkin ke tanah akhirat? Apa hati ini sudah selelah itu?

Kalaupun iya, hati sedang tidak sejalan dengan fisik dan dunia. Fisikku masih berjalan dan dunia juga masih berputar. Hatiku sudah ingin berhenti.

Terbuat dari apa hati ini?

Tuesday 11 January 2022

Missing My Kids

Sometimes I feel funny how being a few centimeters away still feels far away from my kids.

Yes, it's most nights. I miss them.

I thought I was too lost in the future that I think I'd lose them.

Eventually I will, I know I will.

But some nights I treasure the togetherness when we are all asleep. Some nights I just woke up to see them sleep, and I pray good things upon them. Some nights I feel so guilty for being imperfect. Some nights I feel so empty because everything has changed since their arrival. Some nights I blame hormones for making me too sensitive. Some nights I want to hold them forever. Some nights I whispered my love, my dreams for them while landing my kiss on everything that I could reach from them. Some nights I smelled their odors much much deeper than usual. It gives me peace.


Being with them gives me peace. I feel like I owe them so many things, so many times and so many chances. I took many things away from them, even maybe I choked them too hard with reality.

I assured myself that I have to be strong and tough. I assured myself that they will be unharmed in anyway. I assured myself that changes are sometimes good. They will be fine, they will be loved, they will be protected.


I keep on reminding myself they are not forever mine. I'm only blessed once in this life to have them, so I might as well not only shower them with goodness but also with reality. I deeply hope we'd meet again in jannah. The place where I'll never miss them. Ever.

Monday 10 January 2022

2022 is to meet in the middle

 I journal-ed a lot lately in my notebook. Yes, it's the small blue note book that I always carry around in my pink pouch. I don't know why, my writing is not that good anyway, plus typing is so much quicker and easier. I think it's just my emotional imbalance that pushes me to handwrite instead of type.


Okay, I thought we agreed we'd meet in the middle.

But then I remembered, no, it was me who suggested it and you were never on the same page. You never agreed to it. It's always me.

I thought I'd give you time alone when you're feeling unsure, then when you're a bit fine, you can talk it over to me. But you never did. You kept it all by yourself, and I try to let it slide, most of the times. I get to do the hard work translating and interpreting why you act what you act. You were never taking any part in helping me figure things out. Either you want to let it pass or you really have no idea how to tell me. Or maybe you think I must be so smart to think everything alone and figure everything on my own? Oh, whatever it is.


My last journal told you things that I don't tell you. Mostly I kept it to myself.

Yes, I know, right? You might be thinking "what? you have things that you DON'T TELL ME? Of everything you always share and talk about?"

Yes. There are. 


Or maybe, "no, if you want to tell, you'd tell. If you want to keep, go ahead"

Ah I see, you are this one.


It's okay, we both know I'll keep writing whether you're going to find out or not. I'll keep writing without hoping you'd notice. I'll keep writing for the sake of my sanity. Despite everything I always tell, believe me, there are many more other things I don't.


Because I know we wouldn't meet in the middle. So let me level with you, and I'll travel what's not convenient for me just to make you convenient with being you.