Friday 31 December 2010

catatan akhir tahun

agak basi ya kalo saya nulis lagi tentang akhir tahun, ya apa lagi kalo bukan review atas 12 bulan yang udah saya lewatin? anyway, saya tetep akan nulis.



jadi awal tahun 2010 saya memulai perjalanan nekat ke Singapura dan Malaysia bersama seorang sahabat, Ayyi, she went to Japan for further education path. saya bangga sama Ayyi, always be my inspiration and I love her very much. Totally awal tahun adalah hectic-hectic ngerjain skripsi. ya, as you may know, saya bukan last-minuter yang slalu nunggu deadline, saya mau lulus cepet, that's all. bukan cuma skripsi, tugas s2 waktu itu rumit juga lho; PROPOSAL THESIS S2. rasanya mau ketawa puas mengingat hari-hari dimana saya nggak tidur dan slalu bercinta dengan laptop, kopi dan jurnal. selalu menyenangkan menjadi seorang pelajar.



februari saya putus dari pacar saya, Jehan. waktu itu lagi labil banget, rapuh dan sok asik dengan menjalin banyak hubungan sama orang banyak. saya beli tiket COPELAND dan rasanya excited sekali nonton konser di bandung. udah lama ngefans sama COPELAND dan terbukti kan, tiket terbeli beberapa bulan sebelum konser digelar. waktu itu sih kebetulan aja ada temen beli tiket, Ocke, jadi gak ribet aja ngurusnya. lagipula saya harus tetep fokus sama skripsi kan? setiap malem hampir deh, mimpinya sidang skripsi, mimpi nggak lulus. grrr.. nggak enak deh februari ini banyak tekanan.



masuk bulan maret, rasanya semangat skripsi lagi down, waktu itu saya baru mulai semester 2 dari kelas S2 saya, jadi agak berat ke S2 daripada skripsi. ditambah saya masih ngambil satu mata kuliah yang harus saya ulang; METODE PENELITIAN KUALITATIF. well, nilai saya sih nggak C, dan saya bukan nggak lulus mata kuliah ini. sayangnya nilai yang saya dapet sebelumnya itu nggak bisa ditebus di semester pendek, jadi saya harus ngulang lagi satu semester. maaf ya, being a perfectionist is always fun, dan saya emang suka sekali belajar. nggak peduli orang mau bilang "apa lagi yang mau lo enroll (ulang) phele??" saya senyum dan jawab "iya deh yang IPK-nya udah tinggi dan ga usah ngulang kuliah" lalu tertawa bersama-sama.



April kemarin mama ulang taun yang sangat nggak seru, karena beliau sibuk kerja di Malang dan saya di Jakarta berkutat dengan skripsi. well, beberapa hari kami ketemu sih, untuk ngomongin rencana umroh dan saya cerita bahwa saya ada mid-test untuk mata kuliah yang saya ulang itu. mama bilang, "cepet sidang nak, kita mau umroh" wah, rasanya Tuhan lagi kelewat sayang sama saya sampe ujiannya begitu berat. saya terpaksa ngebut skripsi dan kuliah setengah hati. satu mata kuliah tanggung yang masih tetep saya kejar supaya nilai saya bisa naik. waktu itu dosen saya lagi hectic banget tuh, sama anak-anak bimbingannya yang lain, dan yaah, karena saya bukan yang terbaik, jadi dia nggak bisa terhibur dengan setoran naskah skripsi saya.



Mei ini nih saatnya refreshment ke bandung, nonton COPELAND. naskah skripsi saya tinggal bab 5 aja yang belum submit ke dosen, dan sebelum berangkat, saya pastikan dosen saya terima naskah saya sampe bab 4. lalu mimpi buruk datang di malam hari saat perjalanan saya ke bandung. sang dosen marah karena naskah saya sampah. kalo nggak ada adimas waktu itu, rasanya setreeeess karena di email dosen dengan kata-kata yang begitu menusuk (lebay). dan adimas bener-bener membantu sekali, his shoulders and chest to cry on. lebih dari itu, tentu saja COPELAND really healed. met lots of friends and surely Aaron Marsh and the gang!! Lumayan.



Juni adalah bulan yang bersejarah buat saya: SIDANG SKRIPSI. tanggal 16 Juni, di bawah bayang-bayang rencana umroh dan tugas akhir S2, saya berhasil menurunkan berat badan 2 kg. nggak terlihat kurus, cuma semakin kurus aja. anyway, saya tetep harus sidang, dan saya jadi yang pertama sidang di antara temen-temen kelas saya. yah, jutaan (lebay) dukungan dan doa mengiringi saya, ironisnya, mama dan papa nggak ada di Jakarta, as always, they never changed; sibuk. untung saya punya babang, nanda, ajeng, adimas, kipril dan gradia yang nemenin saya sidang, tak lupa sepatu hitam pinjaman dari Jane :) selain sidang skripsi, saya berhasil mengubah status lajang saya: JADIAN SAMA ADIMAS. sound cheap ya, tapi so what? I do what I like and I like what I do.



Setelah lulus jadi sarjana komunikasi, saya hectic lagi dengan persiapan umroh. rasanya campur-campur, seneng-excited (sama aja ya ini 2 kata) dan grogi sekaligus sedih. indescribable feeling of my life. dan akhirnya tengah Juli saya ke tanah Madinah-Mekkah-Jordan-Palestina. jadi saksi kejahatan kemanusiaan dan kekejaman bangsa Yahudi di Palestina. saya bukan ahli politik atau kemanusiaan, tapi saya merasakan apa yang saya lihat bukannlah hal wajar di bumi Palestina. aduh, rasanya mau nangis deh waktu ngetik ini. rindu. rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu, rindu.



==============aduh, asli, nangis dulu ya==============



Welcoming August, saya dengan predikat lulus, pengangguran, nunggu wisuda dan coba-coba apply kerja. memang yang diisengin itu kadang suka bingungin. saya keterima di transTV dan dalam jangka waktu sebulan, saya harus dihadapkan dengan pilihan super sulit; KONTRAK KERJA 5 TAHUN. saya baru aja approve jadwal kuliah S2 saya dan nggak yakin bisa ngambil kerjaan gila yang menyenangkan untuk jangka waktu 5 tahun. bukan, bukan gajinya kecil, saya nggak peduli dengan gaji kecil. ini cuma masalah pertimbangan waktu dan efisiensi energi hidup. saya punya mimpi tentang akademik yang tinggi dan rasanya nama besar transTV pun harus saya hapus dari otak kiri saya dan kreativitasnya.



kalo sudah menjelang akhir-akhir taun, biasanya musim gugur ini jadi penentu buat saya. banyak keputusan yang harus diambil. September adalah awal tahun ajaran di Inggris dan beberapa bagian di Eropa. September adalah bulan kelahiran saya, September adalah bulan di musim gugur yang paling nyaman di Kanada. September adalah bulan buruh dan peringatan revolusi. September adalah awal dari langkah saya memulai melamar lagi kerja. September adalah bulan dimana ramadhan tiba, dan September adalah bulan dimana saya mulai les bahasa Arab, September adalah momentum dimana saya harus menolak beberapa lamaran kerja. September adalah bulan spesial buat saya.



Oktober ini diawali dengan lamaran ke DHL, yang dalam jangka waktu 3 minggu langsung memanggil saya untuk interview, tes tertulis dan tanda tangan kontrak. Tentu saja saya awali dengan liburan ke Hongkong dan merasakan jadi traveller sejati tanpa uang dan hati. Ah, Oktober ini rasanya jadi bulan paling bagus buat saya sepanjang 2010. Masalahnya saya merasa bulan ini adalah penentuan hidup dimana saya akan terima atau nggak nih tawaran kerja di DHL, yah, saya prediksi memang nggak akan dikontrak lama. which I was wrong, saya dikontrak kerja untuk 6 bulan. lumayan, sambil nemenin adimas yang juga lagi magang di traktor nusantara.



November saya resmi mulai kerja di DHL, saya bangun pagi dan memulai rutinitas yang beda tipis dengan masa-masa saya di SMA beberapa tahun lalu.menyenangkan dan mengejutkan. hari-hari saya begitu rutin dan yah, menyenangkan. saya banyak mendengar dan mulai mengurangi produktivitas menulis blog. sesekali liburan bersama pacar, nonton dia manggung dan beberapa botol minuman bersama teman tentunya. by the way, teman-teman S2 saya ganti lho di semester 3 ini. lots of wide friends with crazy thoughts and idea. I love my current life.



Desember, as fun as I can tell, bulan kedua kerja dan mama bener-bener nggak suka saya kecapekan, padahal saya ngerasa fun dan santai aja, iyaa, iyaa oke, beberapa godaan memang datang, tapi ayolah, proses kan? hidup ini kan intinya belajar dan merasakan. we don't know anything until we learn and we try. and I am not giving up to such unclear fears. iya iya, oke, inggris, oke study abroad, oke getting married, oke cepet lulus S2. oke!!! lots of dreams to catch huh? iya iya, oke!! dreams, i love you.

Monday 27 December 2010

that sound

I love listening to a fast - typing sound on a computer keyboard.
it sounds so smart and busy, I love it.


Friday 24 December 2010

heathrow and everything around

suatu hari saya dapat penerbangan antar Eropa yang mengharuskan saya untuk transit di Bandara Heathrow, Inggris. Bandara ini tidak terlalu mewah, tapi cukup modern dan canggih. saya sendiri ragu kapan Indonesia akan punya bandara seperti itu. Sistem detektor keamanannya mencapai suhu tubuh manusia dan ini mengakibatkan setiap tubuh yang dipindai akan terdeteksi keadaan tubuhnya. Waktu itu kebetulan saya sedang haid, jadi sempat segan juga ketika melewati pagar mini itu. perasaan grogi bercampur kagum berubah tegang saat terdengar suara "bip" panjang dari kepalaku. petugas menghampiriku dan tanpa basa-basi mereka menggeledah tubuhku, untung perempuan. langsung aku teringat bahwa ini bukan Indonesia, bahkan bukan Asia dimana kata "maaf" atau "permisi" adalah hal lazim yang harus diucapak ketika akan menyentuh orang yang tidak kita kenal. Ya ya ya, saya hanya akan menghabiskan beberapa jam saja di sini sebelum terbang lagi ke arah timur Eropa.


Selesai pemeriksaan, saya memutuskan untuk membuka bungkusan kue yang saya bawa dari Belgia dan membuka majalah gratis yang disediakan di bandara. rubriknya menarik dan versi Indonesia dari majalah itu saya yakini sudah terdominasi oleh kepentingan pemiliknya (konglomerasi media) dimana isi dan sudut pandang penulisan dari setiap artikel sudah banyak yang beraroma sindiran terhadap keadaan yang sekarang sedang melanda negeri saya. Alih-alih membaca suatu hal yang saya sinisi, saya melempar pandangan ke televisi di hadapan saya. Tayangannya hanya advertorial dan beberapa kilasan info mengenai Inggris dan sekitarnya, tapi saya selalu mengagumi aksen mereka. rasanya menyesal sekali saya tidak sempat mencicipi pendidikan di sini.


tidak kurang dari tiga jam saya duduk dan mondar-mandir di sekitar tempat itu, panggilan penerbangan untuk maskapai saya terdengar. saya beranjak dan menyiapkan paspor dan barang-barang saya. menjadi traveller memang selalu menyenangkan, dan satu yang menjerat tatapan saya adalah:






rasanya mau duduk lagi karena stress melihat tumpukan orang ini.


Monday 20 December 2010

koneksi nirkabel

lagi-lagi saya harus membuang sampah.
komunikasi nirkabel menjadi frase pertama yang tidak terpikirkan bahasa Inggrisnya oleh saya. rasanya mau kembali menjadi guru bahasa Inggris kalau mengingat kegiatan saya belakangan ini hanya mengernyit-ngernyitkan dahi melihat rekan-rekan saya bicara bahasa Inggris. saya sudah lama tidak mengajar dan rasanya rindu untuk menenangkan anak kecil yang minta main di saat PRnya masih menumpuk dan mainannya tetap memanggil manggil. ritual terakhir yang saya lakukan dengan murid saya adalah menari koreografi penyanyi favoritnya di MTV. tentu saja saya yang mengajari gayanya, karena kalau tidak, dia tidak akan berhenti dari ngedumel dan menolak mengerjakan PR bahasa Inggrisnya. satu lagi yang selalu saya ingat, dia selalu berteriak pada ibunya kalau sang ibu mengingatkan nilai merah yang didapat saat ujian. saya lupa kapan terakhir kali saya punya nyali untuk membentak perempuan yang selalu mendoakan saya seperti itu. rasanya saya bersyukur saya tidak harus sekolah di sekolah internasional masa kini yang ujiannya hanya akan membuat guru les bingung.




menjadi guru les memang sebenarnya menyenangkan.
uang yang saya dapat waktu itu lumayan besar dan setimpal dengan ongkos yang harus saya keluarkan. justru yang tidak terbayarkan adalah perasaan puas saat murid saya naik kelas atau sekedar tidak dapat nilai merah pada saat ujian, atau mendengar cerita ia mengenai presentasi warna kesukaannya di depan kelas. atau yah, kalau boleh explisit sedikit, saya juga senang mendengar ia merekomendasikan saya untuk mengajar temannya. kadang capek ya kalau ternyata jadwal dan lokasi mengajar tidak bisa dinegosiasi, tapi lebih banyak gembiranya kalau harus berbagi dengan anak kecil. selain mereka ceria dan polos, saya bisa mengorganisir otak mereka seperti pola yang otak saya mau. ingat kan, kita menghafal rumus atau hal lainnya sewaktu SD sesuai dengan yang guru kita ajarkan. itulah spesialnya menjadi seorang pengajar anak-anak









kalau boleh nanti request takdir di masa depan.
saya maunya ngajar terus, ngajar anak-anak atau mahasiswa, atau apapun yang bisa buat saya belajar. dimanapun yang nantinya bikin saya jadi pintar dengan mereka. belajar tentang alam atau pikiran atau sekedar menceritakan pengalaman dengan mereka. suatu hari ya, kalau boleh request, meskipun saya nggak punya skill apapun yang spesifik, saya senang berbagi dengan siapa saja disana, belajar banyak hal dari mereka dan belajar menerima hal yang belum saya tahu sama sekali. seperti murid saya yang mau tau gerakan tari begini begitu, atau murid SMA yang perlu sharing tentang tips belajar, atau mahasiswa yang haus akan jurnal dan metode membagi waktu antara pacaran dan kuliah, atau manusia pada umumnya yang membutuhkan telinga untuk mendengarkan, atau siapa saja yang bersedia mendengarkan yang tidak sanggup saya tuliskan (which is nggak ada kayaknya) hihihi..










beberapa teman saya mendukung setiap mimpi saya.
selain antipati tentang pernikahan, teman-teman sekitar saya mendukung dan membantu banyak untuk saya mengembangkan ide dan mimpi saya. mereka kadang berbagi tips dan saran supaya saya tidak terlalu jauh melangkah apalagi terjatuh. beberapa bahakn mencontohkan supaya saya tidak seperti mereka. tapi keseluruhannya, mereka mengajarkan dan menunjukkan pada saya sudut pandang lain dari berbagai hal, berbagi tawa dan tentu saja meminta ajaran bagaimana caranya santai menghadapi kasus besar seperti "nyaris DO" dan "deadline tugas". friends are the assets of life.

Friday 17 December 2010

bisakah?

"tapi bisa nggak mbak kalo pengambilan polisnya beda tempat dengan mobil saya? Saya lagi di Simatupang, sedangkan dokumen saya ada di rumah, dia Bekasi"  dengan gundah aku bertanya pada layanan pelanggan perusahaan asuransi dimana aku memercayakan mobilku untuk diurus jika kecelakaan terjadi. aku baru saja menabrak sebuah palang lalu lintas dan langsung ku telpon asuransi untuk mengurus pengambilan mobilku. Suara pelayan itu terdengar semangat sekali dan aku hampir ragu untuk meminta hal yang begitu rumit; mengambil dokumen di rumah dan mengambil mobilku sekaligus. 

"Baik, saya bisa usahakan Pak Joni, mohon tunggu sebentar saya akan sambungkan dengan bagian operasi kami" aku menekan nada hold dan terdiam sejenak. Rasanya aku kenal suara itu, dan nada khawatirnya yang khas sekali. tak lama aku terpaku lalu menelpon bagian operasi dan bengkel untuk menyerahkan tugas lumayan sulit ini. Masalahnya bukan tidak mungkin kami mengerahkan dua orang sekaligus untuk satu kasus, terlebih nama Joni Sukandar adalah customer VIP perusahaan tempat saya bekerja. Mudah-mudahan ini bukan Joni yang ku maksud.

"Oke, terima kasih mbak" aku mendengar nada tunggu yang berisikan materi promosi perusahaan asuransi tersebut. berganti dengan bahasa Inggris lalu bahasa Mandarin setiap sepuluh detiknya. Tidak ada keraguan dalam hatiku sekarang setelah melirik kartu berwarna keemasan di dashboard mobilku yang berlabelkan perusahan asuransi tersebut. Mereka pasti bisa mengusahakan, sejauh apapun rumahku. Hanya saja, aku tidak suka menunggu terlalu lama di udara yang cukup panas ini.

"Pak Joni, terima kasih telah menunggu. Mohon maaf Pak, kami belum  bisa memproses permintaan Bapak untuk mengambil polisnya di rumah, karena sepertinya bagian operasi kami sedang istirahat makan siang" aku berhenti sejenak mendengarnya berkata "iya" dan "hhm-mm" lalu kujelaskan bahwa kami akan mengikuti keinginannya setelah pukul 1 siang ini. aku juga sudah menyarankan dia untuk meninggalkan saja mobilnya sesampainya montir kami ke tempatnya sekarang berada. Ia setuju lalu meneruskan bertanya dan mengonfirmasikan beberapa hal kepadaku.

"Gini mbak, saya masih ada meeting lagi di daerah Cilandak, saya bisa dapat kabar polis itu udah diambil atau belum via sms mbak? mungkin dari mbak sendiri bisa nggak??" aku benar-benar penasaran setelah mendengarkan penjabaran dua menitnya. sepertinya aku benar-benar dengan suara ini. aku terdiam menunggu persetujuan dari dia dan aku yakin dia akan menyanggupinya terutama setelah kusebut nomer akunku. Dia pasti tidak mau meresikokan pekerjaannya untuk hal sekedar sms. Sekalian aku mau tau nama dan dirinya.

"Umm.." sial, ini adalah permintaan yang lebih rumit dari menjemput mobil dan dokumen di luar kota sekaligus. "saya tidak bisa janji Pak, mungkin Pak Joni bisa telpon orang rumah untuk kepastiannya lagi? Karena kalau saya yang janji dan tidak bisa menepati malah jadi kecewa sendiri Pak Joni" aku mengurai kata sehati-hati mungkin agar ia mengerti maksudku dan menerima usulanku. ya, ada juga sedikit harapan ia ngeyel dan memaksa meminta sms dari aku pribadi, tapi rasanya jiwa profesional masih membalut sikapku dengan rapi hari ini.

"Saya bicara dengan siapa ini?" aku tidak tahan lagi, kalo namanya Putri, maka aku akan memaksa meminta konfirmasi dari handphone dia langsung. aku bisa mendapat nama dan nomer teleponnya dan menelusuri apakah ini Putri yang kumaksud. dan benar, saat dia menyebut namanya, aku mengulang nama itu untuk meyakinkan bahwa aku tidak salah dengar dan mengulang berkali-kali sambil berpura-pura mencatat nama itu. pikiranku menelusuri bawah pikiranku yang satu lagi, mengingat nama itu dan mengulas kembali yang masih tersimpan di otakku.aku meminta ia untuk memberikan kabar melalui sms begitu petugas mereka sampai di rumahku dan mengambil polisku.

"umm..." aku benar-benar terpojok, ia tau namaku dan ia memaksaku memberitahukan nomer handphoneku kalau begini caranya."baik pak, akan saya usahakan mengabari bapak via operation kami" aku berhasil membungkamnya dengan solusi super jituku. tentu saja orang operasional yang akan memberitahukan kalau keperluan customer mengenai pengambilan kendaraan dan polisnya. aku mendengar nada kecewa sebelum ia mematikan telpon dan ada rasa mengganjal dalam hati saat ku tekan tombol 'release' di mesinku. Joni.


Tuesday 14 December 2010

mouthful of spirit

mulai sekarang sepertinya saya harus lebih berhati-hati dalam menulis blog. Bukan apa-apa ya, masalahnya beberapa dari cerita (fiksi) saya ada yang kejadian beneran. Mungkin saya bisa nih mulai menulis hal-hal yang ajaib seperti "masuk surga" atau "bertemu Tuhan" dan "jadi orang kaya". Bagaimana tidak? barusan saya dengar kabar yang menyenangkan sekali meskipun kabar ini bukan langsung ditujukan untuk saya. ya, memang bukan kabar burung atau kabar-kabari, tapi ini kabar yang cukup membuat saya tergelak tawa saat bekerja dan menghadapi orang. Aduh, rasanya mau lari ke tengah hujan.

Ngomong-ngomong, saya masih di kantor, nunggu hujan dan azan. Masalahnya bukan saya taku macet atau benci air, saya cuma memanfaatkan ini fasilitas internet kantor yang memungkinkan saya untuk mengupdate blog secara gratis. Sekalian ya, informasi yang saya update juga tidak penting.

Besok saya membayangkan pekerjaan yang luar biasa sibuk dan jadwal yang luar biasa padat. Mulai terbiasa memang dengan kepenatan ini, dan saya cinta pekerjaan saya. ditambah bayangan senyum silly si boyfie kalo kami bisa ketemu sepulang kerja. Ya, tentu saja dengan atribut bertengkar yang selalu seru, tentang "turun ya ke bawah lah" serta "aduh, nggak penting" yang biasa kami ributkan. seru ya. :)

eh, barusan saya dengar logat batak dari cubicle sebelah, seru ya. saya sendiri masih heran dengan anggapan orang bahwa saya ini orang batak. "terima kasih ya adik, memberikan aku SIMATUPANG setiap malam"

aduh, sedang asik beraduh-aduh nih. nggak sabar menunggu cerita cerita yang disetorkan rutin oleh pacar saya tentang harinya, dan tentang cita-cita kami. ya, tanggal 31 itu bukan tanggal merah ya, tanggal 1 itu tanggal merah. itu juga januari ya, bukan februari, bukan maret, bukan april. APRIL. selalu senyum kalo inget bulan APRIL. memalukan.

udah ya, nggak jelas nih, nunggu ujan omongan jadi ngelantur, saya takut menyakiti banyak orang dengan keterlanturan saya (tuh kan ada kosa kata baru, grraawwrr). saya mau siap-siap pulang dulu. halo pacar, selamat bekerja!!


Monday 6 December 2010

between the knees

This is the second big dinner me and John have since two weeks ago. Our family are about to invent something big and popular to the human being. You know, when professors meet in one huge dining table and you are just a really cynical economist, then you will feel what I and John feel. Our knees meet down the table and here they go.


Mine: I think uncle Brad was really upset about Jessica’s failure on her math competition last week. He has a really beautiful and awful daughter, but I like Jessica very much. She’s patient and so talented.

John’s: Jessica who? The blonde girl who loves to wear scarf even to her bed? I hate her. She’s so noisy and too much asking about many things.

Mine: as knees, we are supposed to support our master to be able to walk and stand as high as he could. You are not allowed to be so cynical like that.

John’s: your master is even more cynical than mine. Your master has the worst temper amongst these knees here.

Mine: No! what do you know about my master? Just because she’s not a scientist, doesn’t mean she has no brain!

John’s: ah, see? You’re just as mad as her now. Do you know that my master and yours are not really relatives? They could've been fallen in love, you know? That is very sweet.

Mine: what makes you think my master would fall in love with yours?

John’s: I don’t know. Maybe because my master could make her feel so. Or worse, maybe my master could really start to fall in love with yours first.

Mine: stop it, knees! You’re out of your mind. I’m shaking listening to your arguments

John’s: I can see you shaking, do you feel me interested in you? We can be on the same bed someday. Maybe facing each other like this… but different situation. The moment where our masters don’t bend us, instead of so, they are working on us and have their good and relaxing time?

Mine: you’re irritating. I am disgusted with your trash talking. I know exactly scientist like your master would never date a non-scientist. So stop dreaming!

John’s: do you know that my master has the different thought of a non-scientist, especially like your master? I once companied him to the lab and write several reports about his boredom living in the scientific world and he was longing for a touch from a non-scientist. Really, my master would deadly have the possibility to date yours. And don’t tell me that your master doesn’t like him.

Mine: well, yes, my master once stated when she was taking a bath, that your master is geeky cool and romantic. Unlike his father and her father, she thinks that your master was not supposed to be a scientist.

John’s: he was! He’s smart and compassionate in science.

Mine: I don’t care! I don’t give any damn about your master! All I know that he doesn’t seemed like to date an economist like my master. But yes, my master could possibly fall in love with yours, but I doubt it. Sorry.

John’s: I think you’re interesting, soft and treated so well. When you get mad, I just love to tease you more, knees.

Mine: you are just like your master, too much, freaky romantic ideas and lead to nothing but a stupid blushing feeling.

John’s: seriously, you’re gorgeous. I am so serious.

Mine: when this dinner finished, see me at the garden.



I stood up by the time my mom put off her napkins and my dad started his scientific hypotheses and how he thought I would never be happy unless I had the gut to marry a scientist like him. I moved to the upper terrace and I knew John’s following me. He took a site next to me and we were glancing at the same point in that night sky. Stars. The only compounds that don’t judge us as two different species with different way of life. The most objective objects at night that be the witness of our another knees’ conversation:



Johns’: I hate when I can’t look at you, like this. I hate terrace, I want to see you!

Mine: shhooott! Shut up, I would like to analyse what would possibly happen to our masters when we are not facing each other.

John’s: I bet you two times of tuna dinner if they don’t kiss tonight

Mine: oh, shut up! We will meet there with or without any bet, ridiculous!

John’s: they’re gonna end up hook up at least for tonight.

I suddenly left. John’s still there and it took me two steps back until he grabbed my arm and put me back by his side. He's not letting me go, he even hold me tighter. I never know John could act like that, we were so cold on the table. I guess the only things that got us close are our knees. They meet more often than myself and John. Now, here I am in his arms, talking nothing and staring blankly at the night sky, and I feel the warmest words made by John as I was trying to leave again for the second time. 

John’s: where the hell does she think she’s gonna leave? My master’s not going to let her go.

Mine: look, we don’t understand what they are talking about, we don’t assume things like you just said and I don’t want to have any bet with stupid knees like you. Not even with your master’s smart brain.

John’s: oh, you’re coming closer!

Mine: No, you’re the one who’s coming to me!

John’s: wow, I guess they are now kissing. I never saw you this close before.

Mine: I wish I could look up and what on earth they are doing with now!!!

John’s: trust me, they are kissing.

Thursday 2 December 2010

obsesi

saya terobsesi dengan sayap, pelangi,

matahari dan hujan.



===



sayap-pelangi-matahari-hujan