di sudut ruangan ber-AC dan sepuntung rokok.
"Ibu ndak nyangka kalo itu anakmu Nggar. Mbak Putri belum sampai nikah, kamu udah mau punya anak" "Maafin Langgar, Bu. Langgar khilaf. Kita tunggu sampe resepsi Mbak Putri selesai ya, nanti kita bahas lagi" "Panggil Bram ke kamar Ibu ya, nak" "Iya Bu" Langgar menuju selasar gedung pertemuan, matanya mencari sesosok tinggi adiknya sambil menyulut rokoknya menjauhi ruang rias Ibunya. Pikirannya menerawang melewati kelibatan tamu-tamu asing di sekitarnya. Sebagian besar adalah tamu dari mempelai pria; kakak iparnya. ------12 jam sebelumnya.... "Aku cuma mau bilang, Mas Edi beruntung bisa nikahin Mbak Putri. Dia itu bener-bener berharga buat keluargaku Mas. Dia teladanku dan selalu njagain aku sama Mas Langgar dari kecil. Mudah-mudahan Mas Edi tau apa yang akan kalian segera temui setelah pernikahan ini. Aku titip mbakyu ku ya Mas, tolong dijaga dan dilindungi." "Pasti Bram. Aku sadar bahwa Putri wis akih berkorban demi hubun...