Posts

Showing posts from May, 2010

My Wedding Day (with an amnesic girlfriend)

Image
The bench here, where we used to sit. You threw me the greatest hit. Our hands and heads were not panning, they tilt. Your heart was how mine beat. I'll lead you back to what we did. The day we had the greet.

lame

so lame of calling a good friend in the middle of the night, just saw her window which laid next to my window. She cried, as I guess. Listened to her story all night long, a bath after she fell asleep in my room's couch, I got a presentation at 8 and it was like 7 or late. I rushed and kissed her on the head, she fell deeper with the swollen eyes. I thought of her problem since last night, right, it was another debt to be paid by the end of this month. She didn't show any intention of any loan from me, and I was so into helping her, not that I had the money, I just need more money for myself and my companies, Joanna and Dan. I thought she's probably aware of how I act lately to her problems, a bit silent and so silent like really silent. I rang her to make sure she's awake yet or not. No one picked it up. She might still asleep. Nevermind. I focused along the road to the office, wondering what my boss would say about my presentation materials which I have prepared since...

let's have a break

Image
"Okay, this is like the hundredth times we've been fighting about the same thing over and over again, are you not tired or what?" James berkata dengan sangat lancar ke arah wajahku sesudah aku membahas masalah yang sama setiap malamnya. "If you really know what's the matter then why don't you quit making the same thing that gets me upset?" aku memincingkan mataku saat mendengar kata the hundredth times dan rasanya tak adil bila James terus meletakkan kesalahannya padaku. Aku hanya tak mengerti kenapa selalu perempuan sekantornya itu yang diantarnya pulang, nyaris setiap malam. "I just do what a gentleman should do and...." "You do so gentle about her and you can't be gentle to me since I know that...." "No, that is not the problem cause I always understood when you were home after a lift by your subordinate staff and you...." "Could you stop bringing the old problems that are not even exist any longer and even it wa...

Pertemuan Si Hearty dan Si Senseless (9)

Sesaat setelah membungkus beberapa lontong dan minuman, Hearty kembali ke bus dan menemukan kursi Senseless kosong. Ia yakin benar Senseless tidak keluar bus, karena penjual makanannya tadi berada di dekat pintu persis. Di toilet tak ada siapapun, Hearty mulai panik lalu meraih ponselnya. Perasaannya kecal campur khawatir. "Kenapa sih kalo ninggalin pesen atau telpon dulu? SHIT!!!" baterai ponsel Hearty habis sama sekali. Tinggal ia kini terpaku berdiri di dekat kursi Senseless menatap kosong pada layar ponselnya. Cukup lama Hearty diam berdiri dan sebuah tangan meraih bahu kanannya dari belakang. "Kita nggak akan ke tempat Pakde Jumirin. Aku benci dia." Dua kalimat Senseless membuat emosi Hearty kembali memuncak. Ia menatap kesal pada Senseless dan mwnjawab "bukan kita, tapi AKU!!" Mereka kembali terduduk bisu di kursi masing-masing. Hearty sebenarnya penasaran dengan kisah ayahnya dan Senseless. Sejenak ia mengatur nafas dan menyodorkan lontong ...

saya hendak mencakup sedikit cerita

dari sebelah kamar kost saya, ada seorang perantau asal Madura, namanya Ahmad. Perawakannya tinggi, tidak terlihat seperti orang Madura namun ketika bergaul dengannya lebih dari tiga bulan, kalian akan tau betapa darah Madura yang petualang mengalir di tubuhnya. Orang tua Ahmad adalah pengusaha besi tua di kampungnya, sukses menyekolahkan delapan kakak Ahmad hingga perguruan tingga bahkan dua di antaranya meraih gelar Master dari Malaysia. Ahmad orangnya sederhana, sukanya bermain dengan wanita. Kebetulan kost-an saya adalah tempat yang cukup bebas sehingga saya sering melihat teman-teman seatap saya membawa perempuan-perempuan yang silih berganti setiap minggunya. Ahmad termasuk yang sering berganti teman perempuan. Setiap saya tanya, Ahmad selalu menyebut nama yang berbeda. Suatu pagi selepas seorang perempuan keluar kamarnya, saya berbincang ringan: "Siapa Mat? Anak hukum bukan sih itu?" "Yoi, Erin.. abis ngerjain makalah kasus pidana, ehm ketiduran dikamar gua, yauda...