Wednesday 5 January 2011

therefore, forbidden

jadi katanya ada beberapa peraturan baru yang akan diterapkan di sekolahku. tidak ada murid yang boleh masuk kelas setelah jam tujuh pagi. gerbang akan dikunci otomatis dari keamanan sekolah dan aku sangat yakin sekali tahun ajaran ini aku akan banyak membolos.




sebenarnya bukan salah dia juga kalo dia harus terlambat datang ke sekolah setiap pagi. sebenarnya saya yang salah karena saya harus mengajak dia berjualan di pasar kaget di pagi hari. sebenarnya sudah lama saya suruh dia berhenti sekolah karena saya tidak sanggup membanting tulang sendirian.




jadi katanya sepatu yang sudah robek dan tidak layak pakai akan dirazia oleh guru BK dan akan disita supaya tidak digunakan lagi. aku yakin kali ini pasti sepatuku tidak akan luput dari razia yang menyebalkan itu. aku tidak sendiri, ada beberapa anak lainnya yang bernasib sama denganku; sepatu butut dan kaos kaki longgar.





sebenarnya saya punya tabungan untuk membelikan dia sepatu baru. sepatu yang saya lihat di pasar baru itu sepertinya versi palsu dari yang dipakai idola dia di iklan televisi. sebenarnya saya punya niat untuk segera membeli sepatu itu, namun apa daya, uangnya selalu terpakai untuk beli bahan kerupuk lagi tiap akhir minggu.






jadi katanya setiap anak yang mendapat peringkat lima besar akan mendapatkan tiket pesawat ke bali akhir tahun nanti. aku yakin aku pasti dapat tiket itu, hanya saja aku harus usaha lebih keras mencari siapa yang mau membeli tiket itu ketimbang bagaimana menjadi juara kelas. katanya tiket yang akan diberikan tidak bisa dipindahtangankan. jadi sudah pasti akan jatuh percuma di lantai kamarku.






sebenarnya saya sering melihat dia menangis setiap saya tegur jadwal sekolah dan bimbingan belajarnya setiap sore. sebenarnya saya butuh rekan untuk megnambil jemuran kerupuk di belakang kelurahan. saya sedih sendiri kalo liat dia nangis. dalam hati, sebenarnya saya juga menangis.






jadi katanya sekolahku akan memberikan beasiswa untuk kuliah di luar negeri jika aku meraih nilai ujian tertinggi. katanya beasiswa ini mencakup biaya hidup dan biaya kuliah. aku berminat sekali, rasanya harus aku dapat supaya aku bisa lepas dari ibu dan kehidupan yang sulit ini. setiap pagi harus ke pasar berjualan bersama ibu dan terlambat ke sekolah. aku kesal dengan sikap ibu. sama sekali tidak mendukung aku.





sebenarnya saya ingin dia lekas lulus lalu kerja untuk membantu saya jualan kerupuk. saya berharap banyak sama anak laki-laki semata wayang saya. kadang kalau saya keras, saya sebenarnya berharap dia bisa tegas terhadap keputusan dia dalam hidup dan sekolah. saya ingin dia jadi orang, tapi saya tidak ingin kehilangan dia. saya merasa sendiri tanpa dia.

No comments:

Post a Comment