Sunday 20 January 2013

my pillow hates me.

aku duduk terpojok di ranjang besarku, berpikir keras sendirian tentang penyebab perceraianku. masih jelas teringat di sudut lain kasur itu, aku bercinta dengan mantan suamiku malam sebelumnya, kami bicara seru tentang pekerjaannya, tentang mimpi-mimpiku.



setiap pagi, mulai kali ini, senyumku terulas pada sebuah bantal, kosong. tidak ada lagi bantal menumpu kepalaku, tidakpun lengannya menyangga leherku. aku namun tidak merasa sepi.


pagi-pagi kali ini, senyumku makin banyak terlempar, ke barang-barang kenangan kami. sungguh suatu kebingungan untukku atas perceraiaanku.

"you're like the best wife with the best sex in the whole world" pagi itu masih terngiang di pikiranku. aku bangkit membuka tirai kamar kami.
"i wish all our problems could be solved by sex. i really do"
lalu aku beranjak ke dapur setelah mengancingkan sekenanya kemeja kerja mantan suamiku di dekat tirai.
"i wonder what we can do to work this ouy. we've been so good together. almost perfect"
aku menuangkan espresso hangat untuknya, mengolah french toast kesukaannya dan mengembalikan tumpukan piring bersih dari sink ke rak.
"hey, do you wanna catch a movie tonight? it's your fav actress playing"
aku menggigit lembut apelku dan menyeduh segelas besar susu.
"hmm, no orange juice this morning? do you want me to grab one downstairs for you?"
aku membuang pandangan ke remote tv di sebelah piring rotinya. menyalakan tv dan larut dalam berita pagi itu.


kami selalu membicarakan apapun, tapi aku tidak. aku menyimpan lama jawaban atas setiap pertanyaannya. aku memendam dalam setiap tanggapan atas ucapannya. sampai akhirnya ketika otak dan hatiku bekerja sempurna bersama.

"we should get a divorce"
"oh, in thought i was the perfect wife?"
"you are, and i don't need you"
"yeah you're right.. let's get a divorce"



13 January 2013
hi you,
i hope everything is okay there. i'm really sorry you finally found out that he's re-married to one of my colleagues. gladly you've seperated now. as i'm on my huge project now, i'll be home next week and have some break for a couple of weeks. we can hang out if you want. just let me know if you need anything from here to be brought home. that's what friends are for.
xx


Aku selalu ragu, setiap orang baru yang dekat denganku akan seperti mantan suamiku. Aku selalu ragu, apakah otak dan hatiku akan terus memberiku ambigu. Aku selalu ragu, kalau jiwaku....satu.


Malam ini, aku membuang jauh bantal-bantalku, seperti kelembutannya terkalahkan oleh kerasnya lengan manyan suamiku. Dan seperti malam-malam biasa, aku mendengar dengungan kebencian dari setiap sentimeter bantal dikamarku; bantal-bantal yang terabaikan. Seperti mereka punya perasaan lebih peka dibanding dinginnya tatapanku. Dan seperti malam-malam biasa, aku tak bisa dengan kilat memejamkan mata tanpa membunuh halusinasi hangatnya lengan mantan suamiku. Bantalku kian murka, dan aku tetap mengabaikannya.

No comments:

Post a Comment