“BUKK!!!” untuk kedua kalinya Sandra terhantam dan terjatuh lagi. Pria berhelm terjerembab. Ia melihat sekelilingnya dengan sudut kelopak mata berdarah dan dalam posisi berlutut, ia melihat banyak kaki berduri. Kaki-kaki tersebut menjauh dari tubuhnya dengan gerakan yang makin liar, namun kaki-kaki itu tidak menyakitinya. Sandra terkulai di pangkuan pria berhelm, keringat dingin dari rambut ikalnya menetes ke wajah Sandra. Saat itu ia merindukan sorotan lampu tembak dari belakang. Ia mencar.. Ia berdoa.. Ditolehkannya kepalanyaa ke belakang. Lamput sorot telah padam, menghilang. Segera ia meorogh saku celana Sandra dan mengeluarkan HT yang tak berdaya. “Shit!!” ia mengumpat kesal. Di tengah kebingungannya, Ia merasakan lengan kirinya bergerak. Matanya yang berdarah mulai terasa perih. Di usapnya dahi Sandra dengan tangan kanannya untuk membersihkan tetesan darah yang mengalir konstan. Lalu tetesan darah itu beralih ke bibir Sandra, “Sandra, if you could hear me, please let me know” sua...