Thursday 19 August 2010

satu desember (part 4-end)

Sandra bangkit namun rusuknya tidak terasa. Mego merogoh saku jaketnya, dibisikkannya ke HT, “Sandra siuman” air mata Mego menetes. Ia memeluk eart tubuh Sandra yang masih lemas dan rapuh. Kaus hijaunya koyak dan masih basah oleh keringat. Mego mengangkat tubuh Sandra lalu seketika pasukan berkostum serba putih menjatuhkan tandu sederhana di sisi Sandra. Mego melepas genggaman tangan Sandra dan mengekor regu putih yang membawa Sandra. Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundak kanannya diikuti suara, “ini punyalo, Go!” Yusuf menyerahkan jaket kulit kepada Mego, dengan sedikit kerut di keningnya karena Mego telah mengenakan jaket di tubuhnya. Disambut jaket bukan miliknya itu dengan lemah,lalu Mego beranjak. Gelap malam sudah menyelimuti arena riuh tersebut. Terbayang oleh Mego betapa penat tempatnya tadi berdiri. Kini Mego terpaku, menatap hampa dan perih ke sudut ruangan. Arloji di tangan kirinya pecah berdarah dan masih menunjukkan pukul 3 pagi. Dinyalakan mesin Honda CBRnya.. melesat..
*selesai*

No comments:

Post a Comment