Posts

Showing posts from September, 2010

beberapa faktor

yang terpikirkan oleh saya tentang kenapa saya tidak percaya pada pernikahan dan lebih suka pacaran. satu di antaranya adalah keadaan orang tua yang tidak harmonis. sepanjang saya hidup bersama mereka, saya tidak pernah, sorry, mau kapital dlu ya.. SAYA TIDAK PERNAH melihat mereka bermesraan. hal yang diperburuk dengan beberapa kali saya melihat gambaran sosial tentang suami istri ideal yang saling berkomunikasi dengan baik. tidak lupa ajaran agama yang diterapkan kepada saya melalui litaratur dan sumberlain bahwa ternyata hubungan suami istri tidaklah seperti yang orang tua saya tunjukkan. bukan salah dari seorang atau keduanya. saya merasa mereka adalah orang tua yang SANGAT BAIK, namun bukan pasangan suami istri yang baik. saya juga pernah dengar percakapan seorang teman: n: orang tua gua bercerai, tapi gua nggak takut sama pernikahan, justru gua tertantang untuk membentuk pernikahan yang lebih baik. m: iya, sempit ya pikiran orang-orang yang anti sama pernikahan cuma karena liat s...

same old plot

I've just finished reading the 18th story book of the day. same old plot. awalnya ada putri raja, kerajaan yang sejahtera, lalu datang penyihir dari negeri lain yang punya dendam pada  sang raja, lalu disihirlah sang putri hingga pangeran menyelamatkannya. yang bervariasi dari cerita ini hanyalah kutukan macam apa dan bagaimana pangeran menyelamatkan sang putri. cerita yang sama. Yesterday, I read 36 mystery book. I guessed all the endings correctly, 36 of them. seperti biasa, setting dan latar belakang yang sederhana, lalu tokoh tokoh berkarakter, mulai muncul konflik antar topik. tak lama muncullah sebuah alur teka teki yang misterius. tak lupa tokoh detektif dan pahlawannya. beberapa intrik dan kemudian, terpecahkan. pemeran utamanya jatuh cinta pada sang detektif. dan sebagainya. pembedanya hanya bagaimana mereka jatuh cinta dan bagaimana endingnya akan dimodifikasi tanpa mengubah ide utama. cerita yang sama. Last week, I read 118 kids story books. same old shit. yang ini lebi...

we are not talking about this, anymore

Waktu mau makan siang sama pacar saat istirahat kantor, saya papasan dengan teman baik saya, Sisi dari divisi marketing. Sisi: ayolah, jarang-jarang ada promo untuk HRD jadi bagian dari marketing. Apalagi elo, skill persuasinya tinggi, pasti nggak sampe hitungan taun, lo udah jadi bos marketing di Bali. Saya: ah, nggak deh, marketing bukan bidang yang gua sukai, apa enaknya kerja di bidang yang bukan minat kita. Sisi: yah, nggak selamanya karir itu harus di bidang yang lo suka, Na, bisa kok belajar seneng dari hal baru. Saya: nggak ada poinnya seneng tapi nggak bahagia. Gua ngerasa seneng dan bahagia kok dengan hidup pas pasan kayak sekarang, tanpa ayah ibu, gua bisa hidupin adik-adik gua. Memang kami nggak kaya, tapi kami cukup, nggak kurang, dan gua bahagia. Sisi: knock knock, really? Is that how you define happiness? You deserve better life, if only you could manage to slide your ego and obsessive passion in such unrealistic things. Ayolah, naik angkot, gaji pas-pasan dan hid...

let's move on!

Surat ini saya temukan di laci paling bawah sebuah rak buku using di kamar saya. Rak buku mini ini memang terletak di sudut kamar lama saya, dan secara tidak sengaja laci bawahnya tergeser saat saya mengangkat kardus pakaian bekas saya. Timika, 20 April 1996 Dear Dimmy, Aku baru saja memecahkan gelas kopi keramik yang aku cari susah payah di pasar jaya Timika. Gelas ini udah aku cat dengan warna ungu kesukaanmu dengan tulisan super keren “I am a faithful man” untuk perayaan tiga tahun jadian kita sekaligus peresmianku atas kamu yang kukira sudah berubah untuk lebih serius berkomitmen. Kalo kamu tanya kenapa aku pecahin, sama aja kamu tanya kenapa aku mutusin kamu. Same old reason, malam dimana gelas ini pecah adalah malam kesekian aku dapet laporan bahwa kamu nganter pulang Diana dan Holga ke kost-an mereka di persimpangan Freeport. Same old shit yang kamu anggep hal kecil dan aku anggep sebuah bentuk komitmen. Hal yang kamu bilang "someday I'll stop being too kind" ...

Wake Me Up When September Ends

Image
Lebaran selalu memberikan kesan tersendiri di hati dan hari saya. mudik, bingkisan lebaran yang harus dirangkai dan diantar, kartu yang harus distempel dan dikirim ke relasi dan beberapa teman. Termasuk janji makan malam, buka bersama dan reuni bersama geng-geng yang pernah saya cumbui. Termasuk juga sahur demi sahur yang sedap dan perkumpulan keluarga yang makin kesini makin sepi. setiap orang duduk di kursinya masing-masing, namun hati dan pikiran mereka seperti melayang, pergi menjauh dari sarang yang disebut "keluarga". Tahun ini keluhan saya pada Tuhan lebih banyak, selain persediaan energi yang dimakan usia, waktu dan jarak nampaknya jadi satu, no, I mean dua hal yang harus saya adjust gila-gilaan. Yah, tentu saja financial recovery adalah topik utama yang selalu bisa jadi nomer dua tujuan perbaikan ibadah. Dan lebaran tahun ini saya semakin careless dengan diary dan buku tabungan. Mungkin memang saya paling cocok hidup berantakan tanpa aturan. Dan lebaran tahun ini...

then it falls

Image
Saat semuanya muncul ke permukaan, orang-orang akan segera lupa esensi dari suatu hal. Seolah apa yang telah muncul ke permukaan akan merepresentasikan apa yang terkandung di dalamnya. Lalu subjektivitas akan menjadi Tuhan yang membutakan logika dan perasaan. Bukan salah siapa-siapa, hanya saja tindakan antisipatif dalam memunculkan sesuatu adalah langkah yang representative juga yang mengakibatkan mata dan perhatian manusia teralih. Kesempurnaan pengalihan merupakan andil yang besar untuk menutupi semua atau sebagian dari esensi suatu hal. Tekniknya tentu saja ada. Salah satunya adalah menyiapkan sampul terbaik yang serupa atau sama sekali tak sama. Sedikit polesan dan oplosan dari campuran bahan lain akan menjadikan suatu hal menjadi sampul yang baik. Lalu lain caranya adalah dengan bermain dengan persepsi tujuan. Sedikit memanipulasi rekaman atau rekor di masa lalu bisa menutupi permukaan dalam dari suatu hal. Biasanya langkah ini dilakukan dengan mendekati target persepsi. Mudah ...

saat siang saat santai

Satu satunya tetangga saya di deretan kontrakan ini ada yang merupakan pasutri beranak satu. Pak Gimin dan istrinya Bu Tini. Mereka beranak putri usia 6 tahun bernama Diana. Pak Gimin adalah supir pabrik yang berlokasi beberapa ratus meter dari tempat kami mengontrak. Istrinya adalah pembantu rumah tangga di tempat pemilik pabrik dimana Pak Gimin bekerja. Mereka sudah menikah selama delapan tahun dan ingin anak kedua setelah Diana genap berusia lima tahun. Satu tahun sudah mereka menanti kehamilan kedua dari rahim Bu Tini. Sekali saya dengar Bu Tini cerita tentang kegugurannya saat Diana berusia tiga tahun. Namun mereka tidak putus asa, karena mereka yakin, akan ada jabang bayi berikutnya dalam rumah tangga mereka. Bicara soal rumah tangga, tempat tinggal kami adalah kotak kotak berukuran dua kali dua meter tanpa kamar mandi. Sulit buat saya yang tinggal jauh dari orang tua saya, namun ternyata lebih sulit lagi bagi mereka yang sudah berumah tangga. Satu petak kamar disekat menjadi...

there are unexplainable things

yes, there are SO MANY unexplainable things. funny, because I am usually the person who asks for any details in almost everything. I usually work out things that I am not necessarily have to. Funny, because I think of many ways to define many things. Some of those things may have more than one definition, according to the situational condition which I preferably think of. So subjective right? Well, this life is unfair, yet, it is fun.