Monday 6 September 2010

Wake Me Up When September Ends

Lebaran selalu memberikan kesan tersendiri di hati dan hari saya. mudik, bingkisan lebaran yang harus dirangkai dan diantar, kartu yang harus distempel dan dikirim ke relasi dan beberapa teman. Termasuk janji makan malam, buka bersama dan reuni bersama geng-geng yang pernah saya cumbui. Termasuk juga sahur demi sahur yang sedap dan perkumpulan keluarga yang makin kesini makin sepi. setiap orang duduk di kursinya masing-masing, namun hati dan pikiran mereka seperti melayang, pergi menjauh dari sarang yang disebut "keluarga".

Tahun ini keluhan saya pada Tuhan lebih banyak, selain persediaan energi yang dimakan usia, waktu dan jarak nampaknya jadi satu, no, I mean dua hal yang harus saya adjust gila-gilaan. Yah, tentu saja financial recovery adalah topik utama yang selalu bisa jadi nomer dua tujuan perbaikan ibadah. Dan lebaran tahun ini saya semakin careless dengan diary dan buku tabungan. Mungkin memang saya paling cocok hidup berantakan tanpa aturan.

Dan lebaran tahun ini, saya meraih dua pencapaian; sarjana dan karyawan salah satu TV swasta. Menyenangkan ya, kedengarannnya? Saya sendiri tersenyum kecut. Bukan karena tidak senang, ini lebih kepada pilihan hidup dan fase yang menantang sekaligus membuat saya mengernyitkan dahi lebih intens dari biasanya. Lalu setelah dua itu, apa lagi achievement saya? Kita lihat nanti ya.

Rasanya inigin rebonding dengan teman-teman SMA saya dimana kami tidak perlu gusar kecuali saat membahas UAN dan universitas incaran. Ah, tentu saja gusar jika kakak kelas yang kami taksir sedang main ke sekolah atau saat ada acara yang harus kami panitia-i. Masa SMA memang selalu begitu, menyenangkan dan melalukan.

Setiap menghela nafas, ada yang selalu protes dan bertanya :"kenapa sih kamu?" seru ya punya significant other yang selalu aware dan sensible tentang apapun dalam diri saya. selalu menyenangkan bahkan ketika kami sedang beradu argumen tentang hal-hal yang kurang begitu bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Menyenangkan sekali berbagi tawa dengannya, dengan orang semacam dia. *staring*

Ah, masih ada pekerjaan rumah berupa terusan cerita Hearty dan Senseless, entah masih ada yang baca atau tidak. Namun saya selalu tau, Babang selalu menunggu cerita itu diteruskan. Dia bahkan berimajinasi untuk memfilmkan cerita sampah yang abstrak itu. *LOL* jadu mau peluuuk babaaang :D

Sudah ya, saya mau mengulas senyum dan kembali mengerjakan parcel yang belum terbungkus semua sedangkan lebaran sudah H-4 dan saya harus pula mengantar bingkisan-bingkisan tersebut ke alamat yang dituju. Jangan ditanaya kemana, karena mama saya bisa nangis kalo tau saya mengantar parcel sampai ke luar kota. caw!

No comments:

Post a Comment