Thursday 2 September 2010

then it falls

Saat semuanya muncul ke permukaan, orang-orang akan segera lupa esensi dari suatu hal. Seolah apa yang telah muncul ke permukaan akan merepresentasikan apa yang terkandung di dalamnya. Lalu subjektivitas akan menjadi Tuhan yang membutakan logika dan perasaan. Bukan salah siapa-siapa, hanya saja tindakan antisipatif dalam memunculkan sesuatu adalah langkah yang representative juga yang mengakibatkan mata dan perhatian manusia teralih. Kesempurnaan pengalihan merupakan andil yang besar untuk menutupi semua atau sebagian dari esensi suatu hal. Tekniknya tentu saja ada. Salah satunya adalah menyiapkan sampul terbaik yang serupa atau sama sekali tak sama. Sedikit polesan dan oplosan dari campuran bahan lain akan menjadikan suatu hal menjadi sampul yang baik. Lalu lain caranya adalah dengan bermain dengan persepsi tujuan. Sedikit memanipulasi rekaman atau rekor di masa lalu bisa menutupi permukaan dalam dari suatu hal. Biasanya langkah ini dilakukan dengan mendekati target persepsi. Mudah atau tidaknya memang tidak pasti, namun tidak pernah tidak bias.




Otak manusia yang bekerja cepat mengakibatkan permukaan buatan itu harus dibuat lebih cepat, masalah kualitas, adalah sepenuhnya peran dari efek dan faktor pendukung terlihatnya permukaan tersebut. Masalah hasil dan tanggapan, adalah dua hal di kemudian hari yang terkonjugasi dengan berbagai hal pengaruh lainnya dari sisi permukaan dan dari sisi target persepsi.




Semua yang muncul ke permukaan adalah jalan setengah sampai pelihat menemukan esensi yang mereka anggap betul. Asumsi lalu berubah jadi asas yang diyakini dan ditindaklanjuti oleh setiap individu. Satu yang selalu terjadi dan tidak dapat dipungkiri: setiap jiwa dan logika akan terbutakan dengan mudah melalui apa yang diperlihatkan dipermukaan.

No comments:

Post a Comment