Friday 24 December 2010

heathrow and everything around

suatu hari saya dapat penerbangan antar Eropa yang mengharuskan saya untuk transit di Bandara Heathrow, Inggris. Bandara ini tidak terlalu mewah, tapi cukup modern dan canggih. saya sendiri ragu kapan Indonesia akan punya bandara seperti itu. Sistem detektor keamanannya mencapai suhu tubuh manusia dan ini mengakibatkan setiap tubuh yang dipindai akan terdeteksi keadaan tubuhnya. Waktu itu kebetulan saya sedang haid, jadi sempat segan juga ketika melewati pagar mini itu. perasaan grogi bercampur kagum berubah tegang saat terdengar suara "bip" panjang dari kepalaku. petugas menghampiriku dan tanpa basa-basi mereka menggeledah tubuhku, untung perempuan. langsung aku teringat bahwa ini bukan Indonesia, bahkan bukan Asia dimana kata "maaf" atau "permisi" adalah hal lazim yang harus diucapak ketika akan menyentuh orang yang tidak kita kenal. Ya ya ya, saya hanya akan menghabiskan beberapa jam saja di sini sebelum terbang lagi ke arah timur Eropa.


Selesai pemeriksaan, saya memutuskan untuk membuka bungkusan kue yang saya bawa dari Belgia dan membuka majalah gratis yang disediakan di bandara. rubriknya menarik dan versi Indonesia dari majalah itu saya yakini sudah terdominasi oleh kepentingan pemiliknya (konglomerasi media) dimana isi dan sudut pandang penulisan dari setiap artikel sudah banyak yang beraroma sindiran terhadap keadaan yang sekarang sedang melanda negeri saya. Alih-alih membaca suatu hal yang saya sinisi, saya melempar pandangan ke televisi di hadapan saya. Tayangannya hanya advertorial dan beberapa kilasan info mengenai Inggris dan sekitarnya, tapi saya selalu mengagumi aksen mereka. rasanya menyesal sekali saya tidak sempat mencicipi pendidikan di sini.


tidak kurang dari tiga jam saya duduk dan mondar-mandir di sekitar tempat itu, panggilan penerbangan untuk maskapai saya terdengar. saya beranjak dan menyiapkan paspor dan barang-barang saya. menjadi traveller memang selalu menyenangkan, dan satu yang menjerat tatapan saya adalah:






rasanya mau duduk lagi karena stress melihat tumpukan orang ini.


No comments:

Post a Comment