Monday 20 December 2010

koneksi nirkabel

lagi-lagi saya harus membuang sampah.
komunikasi nirkabel menjadi frase pertama yang tidak terpikirkan bahasa Inggrisnya oleh saya. rasanya mau kembali menjadi guru bahasa Inggris kalau mengingat kegiatan saya belakangan ini hanya mengernyit-ngernyitkan dahi melihat rekan-rekan saya bicara bahasa Inggris. saya sudah lama tidak mengajar dan rasanya rindu untuk menenangkan anak kecil yang minta main di saat PRnya masih menumpuk dan mainannya tetap memanggil manggil. ritual terakhir yang saya lakukan dengan murid saya adalah menari koreografi penyanyi favoritnya di MTV. tentu saja saya yang mengajari gayanya, karena kalau tidak, dia tidak akan berhenti dari ngedumel dan menolak mengerjakan PR bahasa Inggrisnya. satu lagi yang selalu saya ingat, dia selalu berteriak pada ibunya kalau sang ibu mengingatkan nilai merah yang didapat saat ujian. saya lupa kapan terakhir kali saya punya nyali untuk membentak perempuan yang selalu mendoakan saya seperti itu. rasanya saya bersyukur saya tidak harus sekolah di sekolah internasional masa kini yang ujiannya hanya akan membuat guru les bingung.




menjadi guru les memang sebenarnya menyenangkan.
uang yang saya dapat waktu itu lumayan besar dan setimpal dengan ongkos yang harus saya keluarkan. justru yang tidak terbayarkan adalah perasaan puas saat murid saya naik kelas atau sekedar tidak dapat nilai merah pada saat ujian, atau mendengar cerita ia mengenai presentasi warna kesukaannya di depan kelas. atau yah, kalau boleh explisit sedikit, saya juga senang mendengar ia merekomendasikan saya untuk mengajar temannya. kadang capek ya kalau ternyata jadwal dan lokasi mengajar tidak bisa dinegosiasi, tapi lebih banyak gembiranya kalau harus berbagi dengan anak kecil. selain mereka ceria dan polos, saya bisa mengorganisir otak mereka seperti pola yang otak saya mau. ingat kan, kita menghafal rumus atau hal lainnya sewaktu SD sesuai dengan yang guru kita ajarkan. itulah spesialnya menjadi seorang pengajar anak-anak









kalau boleh nanti request takdir di masa depan.
saya maunya ngajar terus, ngajar anak-anak atau mahasiswa, atau apapun yang bisa buat saya belajar. dimanapun yang nantinya bikin saya jadi pintar dengan mereka. belajar tentang alam atau pikiran atau sekedar menceritakan pengalaman dengan mereka. suatu hari ya, kalau boleh request, meskipun saya nggak punya skill apapun yang spesifik, saya senang berbagi dengan siapa saja disana, belajar banyak hal dari mereka dan belajar menerima hal yang belum saya tahu sama sekali. seperti murid saya yang mau tau gerakan tari begini begitu, atau murid SMA yang perlu sharing tentang tips belajar, atau mahasiswa yang haus akan jurnal dan metode membagi waktu antara pacaran dan kuliah, atau manusia pada umumnya yang membutuhkan telinga untuk mendengarkan, atau siapa saja yang bersedia mendengarkan yang tidak sanggup saya tuliskan (which is nggak ada kayaknya) hihihi..










beberapa teman saya mendukung setiap mimpi saya.
selain antipati tentang pernikahan, teman-teman sekitar saya mendukung dan membantu banyak untuk saya mengembangkan ide dan mimpi saya. mereka kadang berbagi tips dan saran supaya saya tidak terlalu jauh melangkah apalagi terjatuh. beberapa bahakn mencontohkan supaya saya tidak seperti mereka. tapi keseluruhannya, mereka mengajarkan dan menunjukkan pada saya sudut pandang lain dari berbagai hal, berbagi tawa dan tentu saja meminta ajaran bagaimana caranya santai menghadapi kasus besar seperti "nyaris DO" dan "deadline tugas". friends are the assets of life.

No comments:

Post a Comment