Saturday 8 October 2011

tres bien, mon Dieu

the worst distraction saat menulis essay adalah 1) playlist itunes, 2) kabar dari pacar 3) blogger. saya nggak pengen cerita apa-apa, kebanyakan diomongin aja (sama tembok kamar mandi) dari pada ditulis di blog. saya ngomong sendiri waktu duduk di kloset, dan saya jelas berbisik sendiri di bilik shower setiap selesai mandi "we fought last night, was that a fight? that was forgivable".

saya kangen sama garis merah di bawah setiap kata yang saya ketik di microsoft word, saya kangen sama macet dan panasnya udara jakarta, saya kangen sama sumpah serapah adik saya setiap nyetir, dan saya kangen sama bentakan dan omelan orang tua saya. how blissful my life is.

dua ratus kata dalam lima belas menit itu prestasi bukan sih? ini ngomongin essay lho, bukan ngomongin postingb blog. soalnya saya lagi stuck dan masih nggak percaya saya ada di suatu kamar di lantai lima, apartemen kemahasiswaan tingkat awal jurusan komunikasi untuk titel master. rasanya kemarin baru di bully sama temen seangkatan waktu SMP, dan rasanya baru merasakan ciuman sama seorang senior di SMA yang saya taksir. sepuluh tahun yang lalu, masa dimana sekolah di inggris hanya ada di buku diary. sepuluh tahun lalu, dimana seorang guru menyarankan saya untuk menyisir rambut saya tiap mau ke sekolah. time kills, time runs.

kalo kamera netbook saya bisa ngomong, dia pasti muak banget liat muka datar saya mengetik ini, mengetik essay dan membaca buku di hadapannya. kamera saya pasti jijik liat senyum saya tiap skype sama pacar dan teman saya. kamera netbook ini juga pasti nangis liat saya kangen sama kasur saya di jakarta. duh, benda mati.

absurd.
saya lagi nggak kepengen ngapa-ngapain, dari tadi cuma nari, baca ini, baca itu, ketik sana, ketik sini, nari lagi.
absurd.
ini adalah moment yang luar biasa kalo dipake untuk nulis postingan. selain anonymous-anonymous yang baca posting saya, saya sendiri sering geli melihat postingan saya beberapa waktu ke belakang. miris ya.

tulisan itu, sebenernya untuk ditertawakan. sungguh, kalo saya sampe nangis baca suatu tulisan, itu bukan tulisan deh. semacam sihir misterius yang menggugah hati saya untuk memerintah otak supaya kelenjar air mata dan pangkal hidung terperas dan bekerja agak keras supaya saya nangis. misterius. saya nggak banyak baca fiksi belakangan ini, makanya postingan saya agak sampah. tapi saya janji (another janji) bahwa di bulan oktober ini, saya akan nulis setidaknya dua label "story". sebagai indikasi kalo otak kiri saya ini masih bekerja dengan normal (meskipun nggak baik).

ah.

No comments:

Post a Comment