Dari lubuk hati yang paling dalam,
Dear Motorbikers,
The idea of naik motor memang cepat, efisien, irit dan reliable, I get it. Tapi kadang kalian lupa (atau sengaja) dan mengabaikan hak pengguna jalan lainnya. Bahkan gak jarang juga kalian membahayakan diri sendiri dan orang lain.
You like to nyelip dan nyalip, which menurut gue nggak masalah, that's the essence of naik motor, asal kalian paham, empati dan bisa menyikapi hak pengguna jalan lainnya; pejalan kaki, pengendara mobil, pesepeda, dan sebagainya. Kalian sering melakukan pelanggaran di bawah ini (unranked):
- gak pake helm
- boncengan melebihi kapasitas
- nerobos lampu merah
- ngambil jalur busway dan trotoar pedestrian
- jalan di lajur lawan arah
- motong jalan atau masuk ke verbodden area
- nyikut atau nyerempet body mobil atau lengan pejalan kaki saat nyelip
- ngelewatin garis putih saat berhenti lampu merah
dan berbagai pelanggaran lainnya yang bikin gue ngelus dada dan banyak istighfar, sambil terus mencoba memahami jalan pikiran kalian. Honestly, gue juga dulu pengendara motor, trust me I know excuses like:
"ya panas tauk kalo lo nunggu lampu merah jadi ijo" (padahal jumlah detiknya juga gak sampe dua tau tiga menit)
"ya buru-buru gimana dong?!" (padahal kalian naik motor dan akan lebih cepet sampai anyway)
"lagian orang itu gak mau minggir, bikin macet aja" (tanpa mengingat bahwa orang itu bisa kesenggol sama salipan kalian)
"ah, trotoar sepi ini bisalah gue lewat" (padahal kalian kesel juga kalo kalian yang jalan kaki dan ada motor seliweran dari arah depan kalian)
dan alasan lainnya untuk membuktikan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu kalian di atas motor di jalanan, trust me, once again, gue tau perasaan dan pikiran itu.
But then, kalian lupa bahwa di depan garis putih yang kalian langgar itu adalah hak penyebrang jalan; anak sekolah, pedagang buah, ibu hamil, kakek tua, dan pejalan kaki lainnya yang kalo kalian ambil jalan atau haknya, mereka kesusahan dan bahkan ada dalam bahaya (I tried to sound not exaggerating this but really it's dangerous). Kalian juga mungkin lupa, bahwa dalam jalur busway atau lajur lawan arah yang kalian ambil itu adalah hak penumpang Transjakarta dan kendaraan lain yang juga punya kepentingan dan mungkin tujuan hidup sama dengan kalian. Kalian juga lupa bahwa di balik setiap body mobil dan siku yang kalian garuk atau senggol dengan stang kalian, adalah umpatan dan rasa sakit atau claim asuransi lecet dari makhluk yang punya emosi sama seperti kalian; manusia.
Bahkan, kelalaian terbesar kalian adalah pada diri kalian sendiri; berkendara tanpa helm dan beberapa malah membonceng anak-anak dan istri/perempuan yang melebihi kapasitas motor kalian. Belum lagi kalian yang ngebut tanpa jaket atau helm di jalan raya. Gosh, do you know how cruel you are to yourselves?
STOP using excuses like "ya gimana kami cuma punyanya motor, gak sanggup beli mobil…"
atau "ah deket ini ngapain pake helm, pelan kok jalannya"
atau "baru belajar motor nih cuma di dalem kompleks doang kok.."
dan sebagainya yang deep down in your heart kalian tau itu riskan dan mencelakakan banyak orang termasuk diri kalian sendiri.
To be fair, pengendara mobilpun banyak kok yang asshole dan bahkan beberapa dari kalian menganggap pengendara mobil juga nggak kalah egois dan nggak empati. Gue juga paham, infrastruktur kita dan beberapa peraturan emang malah terlihat dan terasa menyusahkan. However, kita nggak bisa kan menyalahkan dan terus membandingkan keadaan, kemampuan atau pilihan kita di jalanan. Yang kita bisa cuma bagaimana caranya menjaga keamanan, keselamatan dan kenyamanan bersama sesama pengguna jalan.
Through this letter, you may not all have any chance to open or read this, but I just want to spill it out: cobalah untuk berempati dan bersabar lebih lagi supaya suasana kondusif dan keamanan serta keselamatan di jalanan bisa terwujud. Nggak bisa mungkin untuk memangkas habis kemacetan, nggak mungkin juga gue suruh kalian sabar sabar di tengah panasnya kota dan saat macet, tapi tolong, I beg you to, sedikit lagi, pay more attention and be more aware of what effect your action can cause. Please. Be more patient and empathic to other road users. If you think you've tried, well done, let's try harder.
Hereby, gue mengakui kelalaian gue terkadang saat lagi capek nyetir dan macet, serta sekalian menyatakan niat gue untuk lebih sabar dan lebih empati lagi dengan semua pengguna jalan. Let's do our best untuk menjaga lalu lintas dan keamanan bersama di jalan.
Best regards,
Pengguna jalan yang kebetulan naik mobil dan sesekali angkot.
***namanya juga surat terbuka, dilakukan syukur, dibaca saja mahsyur, ga dibaca ya akur.