Monday 26 July 2010

Innue Gogo

This is the first post taken from my friend's note. Saya tidak malu meng-copy cerita ini, karena:
1. tulisannya keren
2. penulisnya Innue
3. I've asked the permission :)




Aku, sepatu dan perempuan itu.


Sepatu baruku, baru pulang jalan jalan. Membuat iri sepatu sepatu usang yang hanya terdiam di rak dan tak pernah terpakai lagi. Lalu mereka bertanya kepadaku, "kapan aku terpakai lagi olehmu?"

Kupandangi sepasang sepatuku. Yang sebelah kiri sobek yang kanan mulus. Sedari tadi mereka diam, tak ada yg mengaku siapa yg memulai perkelahian..
Baiklah sepatu, jika tak ada yg buka suara, besok kalian tak akan kuajak jalan, ancamku. Lalu kupandangi lagi mereka berdua, sepatuku tetap diam..

Aku kecewa pada sepatuku, bukankah harusnya kalian kompak, pasangan yang serasi? Knp malah berkelahi? Sobek-menyobek satu sama lain? Ujarku. Sepatuku tetap diam. Sepatu kiri yang sobek tampak meringis, lukanya cukup lebar. Sepatu kanan terlihat tenang. Jadi tidak ada yg mau buka suara?

Lihat apa yg kau lakukan? Ujarku pada sepatu kanan. Kau bikin pasanganmu sobek, terluka, menganga. Walau dijahit, lukanya takkan hilang.. Akhirnya kuraih sepatu kanan, lalu kubuang jauh-jauh ke jalanan. Sepatu sial, suka kekerasan. Untung ketahuan. Bagaimana jika ia menyobek kakiku? #statuscerita

Lalu kupandangi sepatu kiri. Ia masih meringis karena sobek selebar jari. Kau aman sekarang, pasangan yg melukaimu sudah kubuang ke jalan. Lalu seorang perempuan datang mendekat ini sepatumu? Tanyanya padaku. Sepatu kananku ada digenggamannya. Ya sepatuku. Si kanan kembali lagi.

Kenapa kau buang sepatu kananmu? Knp kau lbh sayang pd sepatu kirimu? Tanya perempuan itu.. Sini kau lihat sini pada sisi sepatu kiriku perempuan, kan kau dapati sobek selebar jari, itulah yg dilakukan sepatu kananku. Maka kubuang dia. Lalu si perempuan menaruh lg sepatu kanan disamping si kiri. Seraya berkata, Coba kita tanya, apa yg menjadi penyebab robeknya sepatu kiri.

Aku dan perempuan itu, akhirnya memandangi sepasang sepatuku. Satu, dua, tiga aku dan perempuan itu menunggu salah satu dari sepatuku angkat bicara.Tapi ya dasar kamu sepatu, mereka tetap diam tak bersuara, cuma sobek, berdebu dan terkelupas sol-nya.

Masih mau menunggu mereka buka suara? Tanyaku pada si perempuan. Ia tak menjawab, namun menoleh padaku sambil tersenyum.. Kau pikir sepatumu akan buka mulut lalu bercerita? Kau tidak gila kan? Tanya si perempuan padaku..

Kalau mereka tak buka suara, mari kita cari tau sendiri, kata si perempuan. Merangkai jawab dari debu yg menempel diatas kulit sepasang sepatumu. Kapan kau beli sepatumu? Tanya si perempuan. Setahun lalu lebih sepekan, ada kortingan sisa ekspor dipinggir jalan, jawabku.

Kemana pertama kali kau pakai sepatumu? Tanya si perempuan. Waktu itu setelah kupakai, baru selangkah, aku berhenti, jawabku.

---original version:
http://www.facebook.com/pastelarasaty#!/note.php?note_id=450527885279&comments

No comments:

Post a Comment