Sunday 18 July 2010

selusin judul film dan sepucuk senapan

Banyak yang mempertanyakan kepergian saya selama seminggu ini. Saya juga tidak memberikan konfirmasi atau klaim pada siapapun tentang perjalanan panjang saya ke Eropa. Beberapa email yang terbaca melalui iPad saya kebanyakan dari keluarga (adik saya) dan tentu saja bos tunggal saya: Derrick. Banyak juga spam yang isinya hanya memberikan janji promosi pekerjaan, namun tentu saja saya menolak dan menghapus semuanya, rasanya Derrick pun akan tidak suka kalau saya merespon tawaran spam tersebut. Hubungan kerja saya dan Derrick sudah terjalin cukup lama dan bulan depan, saya genap tiga tahun menjadi asisten pribadinya. Derrick pula yang menyebabkan saya melancong ke Eropa selama seminggu ini. Derrick bilang, replacement saya selama seminggu itu hanya untuk membuktikan pada bosnya, Julian, bahwa tidak ada asisten sebaik saya untuk Derrick. Saya cuma tersenyum saat Derrick menyerahkan berkas visa dan paspor saya minggu lalu. Derrick bahkan merencanakan perjalanan yang padat dan cukup melelahkan. Saya suka travelling, dan Derrick menemukan momentum yang pas untuk mewujudkan impian saya sendirian. Nampaknya saya harus mulai memikirkan cara untuk membelikan dia kitchen set supaya hobi masaknya tersalurkan. Rumah kami dapurnya ringkas dan tidak terlalu lengkap. Derrick sering sekali masak hebat dengan peralatan secukupnya, hasil makanannya pun selalu enak. Kali ini mungkin subjektif, tapi secara objektif, saya merasa rumah tangga kami adalah yang paling abnormal. Kembali ke subjektivitas: kami bahagia.

Ayah kami adalah dua kepala suku yang sering berkelahi, dan seperti tayangan televisa, akhirnya rumah kami terbeli dengan separuh uang Ayah kami sebagai uang mukanya. Lucu memang, melihat akhirnya memancing bisa menjadi sarana penyatu kedua tokoh yang saling adu kekuatan itu. Saya juga heran kenapa tak terpikirkan oleh kami untuk menyatukan mereka dalam hobi tersebut. Lalu kami disatukan dalam upacara adat yang sangat aneh karena memadukan dua suku yang berbeda, Derrick dan saya, mengalami hal yang benar-benar luar biasa sakral (dan aneh) sekali dalam upacara ikatan kami. Di kantor, tak ada yang tau hubungan kami, hanya beberapa sahabat dekat. Sementara yang lainnya sering menganggap kami saudara. Saya dan Derrick tidak ambil pusing, karena kantor kami adalah satu-satunya tempat paling demokratis dimana seorang bos bisa punya sekretaris ganda yang merupakan istri-istrinya. Satpam gedung malah menikahi kepala personalia yang nyaris mendepak Derrick dari kantor kami karena Derrick tertangkap basah sedang berpelukan mesra dengan suaminya. Sungguh konyol kalau mau menganalisa hubungan kerja dan hubungan romansa saya dan Derrick.

Minggu lalu ibunya Derrick mengunjungi kami, membawa beberapa obat herbal supaya saya lekas hamil. Saya bilang bahwa Derrick setuju mau menikahi saya dulu sebelum saya hamil. Namun nampaknya ibunya Derrick kurang setuju dengan pernikahan. Bukan karena ia istri kedua, ini lebih kepada kepercayaan suku Derrick bahwa menikah baru boleh dilakukan oleh pasangan yang berusia lebih dari 30 tahun. Itu sama saja membunuh saya dan calon janin saya, jadi Derrick masih terus menjanjikan kehamilan saya dalam waktu tiga sampai lima tahun. Derrick sendiri sebenarnya ingin menikahi saya dan segera punya anak, tapi Derrick juga sadar keterbatasan kami dalam segi emosi. Saya dan Derrick hanya bagus berpasangan dalam bidang pekerjaan dan senang-senang berduaan. Untuk rumah tangga dan keorangtuaan, kami sama sekali tidak punya persiapan. Derrick sering berkonsultasi dengan adik saya dan istrinya yang sudah beranak dua. Hasil konsultasi mereka hanya menyimpulkan sebuah frase simpel dari mulut Derrick “we have been a very good partner in crimes and dimes” Saya pun selalu setuju untuk menunda kehamilan sebelum pernikahan.

Anyway, sepulang saya dari Eropa, sepuluh orang bagian personalia dari dua kantor cabang memanggil saya untuk bekerja kembali di cabang yang berbeda. Mereka bilang, Derrick akan dapat promosi dan meminta saya kembali untuk menjadi asistennya. Saya bilang bahwa saya harus bicara lagi dengan Derrick untuk mendiskusikan beberapa masalah. Maklum, pemecatan saya oleh Derrick sepuluh hari lalu itu penuh intrik dan drama yang berkesan bahwa kami bertengkar, padahal kami bercinta cukup hebat pada hari pemecatan saya. Derrick mentraktir saya satu botol Chivas dan saya membelikan dia keripik kentang sebanyak dua kilogram. Kami marathon DVD hingga pagi dan saya nyaris ketinggalan pesawat ke Eropa. Derrick bilang akan membawakan lagi sebotol Chivas ketika menjemput saya kalau saya berhasil membotolkan pasir di Dublin. Kami tertawa sepanjang jalan ke bandara dan tujuh hari kemudian, saya melempar sebotol pasir Philadelphia padanya di kursi supir. Lagi, kami tertawa sepanjang malam hingga beberapa kali mobil kami hampir menabrak pembatas jalan. Merayakan kepulangan saya dan kenaikan jabatan Derrick sebagai kepala cabang serta asisten pribadi Derrick yang tak lain adalah saya.

No comments:

Post a Comment