Friday 16 March 2012

"mereka lagi deket ya?"

jadi saya lagi ngobrol seru sama seorang teman, nggak terlalu dekat dan nggak musuhan juga levelnya, sampai dia tiba-tiba tanya "reyhan sama oliv.. katanya mereka lagi deket ya?" saya hanya mengernyitkan kening dan menjawab "jelas-jelas reyhan itu gebetan gue dan oliv itu temen deket gue. kalo mereka deket kayaknya bukan berarti ada apa-apa deh" tanpa nada sinis dan marah sama sekali. lalu teman saya tersenyum dan membalas "jelas-jelas reyhan nggak mau sama elo" lalu kami tertawa.

saya tipikal orang yang selalu (berusaha) sadar kalo lagi naksir cowok, soalnya 8 dari 9 cowok yang saya taksir seumur hidup enggak suka sama saya. makanya kalo saya bilang patah hati adalah makanan sehari-hari, itu benar adanya. nggak merasa pathetic sih dan kurang setuju juga kalo ada yang bilang "lo masih jomblo karena cintalo habis di mantan". bukan mau munafik, tapi "habis, mantan yang mana dong?" lalu saya tertawa lagi berdialog dengan diri sendiri, atau yang dalam ilmu teater disebut monolog.

sebenernya menarik kalo mengulas kisah dan perjalanan cinta saya. menariknya adalah ketidakmenarikan itu. semuanya standard, meskipun di antara teman-teman saya, mantan sayalah yang paling banyak secara kuantitas, secara kualitas... nggak akan saya bahas. suka kepikiran mau posting soal mantan dan kisah kami jaman dulu, apalagi sekarang nggak akan ada pihak yang merasa "ciee masih inget mantan, nggak bisa move on tuh" kalo saya membahas tentang mereka. paling enggak, saya punya banyak yang bisa diceritakan.

sometimes sounds cheap, sometimes i am easy. udah lama nggak mempedulikan judgement orang terhadap saya, termasuk mereka (atau dia) yang berpendapat "gue males ah deketin elo, lo kan sekarang lagi deket sama si itu..si anu..si dia.." dan sebagainya. bukan nggak peduli sama self-image, saya yakin pencitraan itu penting, tapi ini lebih ke... kenyamanan, dan tantangan. buat saya, naksir cowok yang punya pacar itu tantangan, tapi membuatnya memilih saya ketimbang pacarnya itu yang halangan. simple.

so, alih-alih saya merusak hubungan orang, mending saya terus berjalan, atau berlayar seperti yang saya pesankan sama mas bagus yang lagi sakit (cepet sembuh mas). bukan saya nggak mau santai dan slow down, cuma saya rasa semakin pelan saya bergerak, semakin jauh saya tertinggal. dari apa? nggak tau, dari diri saya sendiri dan ambisinya mungkin.

ah,
ilusi. mudah-mudahan saya nggak dibilang galau lagi atas postingan kali ini :)
@pastelarasaty

No comments:

Post a Comment