Thursday 29 November 2012

Mereka dan mimpi saya.

Tentang Afi.
Sekitar taun 2009 awal, gue tiga kali mimpiin Afi. Ketiganya adalah kami solat berjamaah sekeluarga Afi dan keluarga gue di rumah gue. Selesai solat, keluarga kami sejenis ada tausiyah. Disitu gue liat ibunya Afi duduk di sebelah gue, nunduk serius dengerin tausiyah dari Afi.


Gue nggak pernah sempet cerita soal mimpi ini ke Afi; either gue terlanjur jadian sama Adimas, or terlanjur Afi jadian sama cewek lain. Not to mention bahwa gue pernah deket sama Afi, atau ibunya pernah ngobrol sesuatu yang bikin gue berasumsi lain, tapi kali ini Afi tervonis sakit jantung koroner, dan cuma Allah yang tau akan gimana jalan hidupnya. Kisah hidup afi belakangan ini lagi nengharukan, bikin kesel tapi gue rasa Afi lagi ambil the best step of recovery; mendekatkan diri sama penciptanya.


Gue pernah bilang sama Afi kalo gue mau mas kawin gue nanti adalah suami yang hafal surat ar-rahman dan melafalkannya di akad nikah gue. Gue cuma mau bilang, sebelum gue lupa sama hal ini, "Puy, gue utang cerita waktu gue ngobrol sama ibu di harapan kita waktu gue jenguk elo kemarin. Kapan-kapan gue cerita ya! Makanya elo cepet sehat!"




Tentang Reyhan.
Selama di Leeds, taun 2011, gue tiga kali berturut-turut mimpiin Reyhan. To be honest, gue nggak inget jelas keseluruhan mimpinya, tapi yang gue inget, kami makan sandwich berdua di bangku taman, trus diem aja berdua sambil makan. Gue liat Reyhan nangis, tapi gue gak nanya kenapa, dan Reyhan gak cerita kenapa. Kami beneran cuma makan tanpa ngobrol.


Selang beberapa bulan kemudian, gue baru tau kisruh percintaan di hati dan hidup Reyhan. Gue nggak tau persis detailnya, tapi dari cerita Reyhan, I wish I told him my dreams earlier. Gue juga nggak tau apa korelasi mimpi-mimpi gue sama kisah Reyhan, yang jelas gue sensing something wrong going on with him, and I guess there was.


Gue cuma mau bilang "man, some people may take longer to recover than the others. Literally, to move on is a choice, not a force, neither a given situation. And as I told earlier in my tumblr; it does not matter if something that you believed in is proven wrong, at least you get used to hold on to it, faithfully. I wish you the very sweet luck with all your endeavour, with anyone, with anything."




Tentang Abel.
This man has been invading my life, my dreams, and my feelings. If it's not because of my God, I would have probably died for him. Alhamdulillah gue masih waras dan masih dikasih hidayah sama Allah biar nggak terlalu fall for this guy too much, he's unbelievably amazing for f**k's sake! Trust me, gue keras banget mencoba untuk nggak jatuh cinta berlebihan sama satu makhluk paling spesial yang pernah gue temuin ini beserta fitur-fitur tambahannya, gue belum berhasil, dan kalo akhirnya gue gagal, gue tetep akan bersyukur.



How long has he been in my dreams? 59 nights. Di dalem setiap mimpi gue, berdasarkan apa yang pernah gue alami sama kedua sahabat gue di atas, gue berharap mimpi gue tentang Abel adalah hal yang feasible, real, menantang untuk dibuktikan, dan menjadi sarana buat gue semakin percaya kalo gue bisa dan boleh bermimpi. Se-vain apapun itu; lari barefoot di pantai, arguing on the rooftop, playing quadruple sports, deciding what to eat and life philosophy, anything, pokoknya setiap mimpi itu, terekam jelas kalo enggak di sel-sel otak gue, ada di alam bawah sadar gue.





Unlike most people who forget their dream the second they're awake, my dreams get me shattered, shivered, wondering, even crying for things that I can't never explain.

Dan sebaik-baiknya penolong adalah Allah, yang kuasanya menjaga segala yang ada di dalam hati. Allah, yang kebesarannya mengetahui semua yang tersimpan dalam perasaan, tercekat ditenggorokan dan terucap di lisan. Dia, yang senantiasa terjaga dan menjaga.






No comments:

Post a Comment