Tuesday 17 November 2009

at last

bukanlah judul lagu yang liriknya akan gua tulis disini,
ini hanyalah sebuah kata yang gua ungkapkan ketika gua baca kualifikasi menjadi flight attendant di singapore dan malaysian airlines dan berakhir dengan kualifikasi yang lebih berat dari sekedar toefl dan tinggi badan: kewarganegaraan.

Gua sendiri bukan fanatik dengan negara gua, tapi gua merinding setiap gua denger lagu Indonesia Raya. hmm,, mungkin setiap denger itu, arwahnya WR SOEPRATMAN menghampiri gua, jadi gua merinding. entah, gua nggak lihat dia. gua cuma denger lagu ciptaannya.

Gua juga nggak ngerti politik, cuma umbaran opini tanpa dasar kuat yang gua lontarkan setiap mata kuliah DR Ari, mungkin sekarang pengetahuan gua bertambah melalui jalur insting. Seringnya gua lihat pemberitaan dan racun-racun media yang menuntaskan cerita (atau orang lebih suka menyebutnya "berita") dengan pertanyaan-pertanyaan yang justru membuat otak gua semakkin girang dan senang berpetualang menebak endingnya.
Hebatny gua, tebakan gua akan suatu cerita (berita) media itu sering benar. Sedikit hasrat muncul untuk menjadi paranormal karena hal ini.

Tapi setelah gua perhatikan lagi, menjadi paranormal belum bisa menghasilkan sesuatu yang oke buat gua nantinya, karena standar kekerenan dalam berprofesi menurut gua adalah ketika kita sedang jalan di mall dan kita mendengar (secara sengaja maupun tidak) ada orang berbisik "itu kan si anu yang main anu di anu anu"
nah,
buktinya gua nggak perlu jadi paranormal untuk mendengar omongan itu.
Cukup sedikit mengangkat dagu dan dahi, lalu menghilangkan senyum pribadi lalu berjalan tanpa melihat ke depan. merem aja!

Nggak keren lagi yang gua liat dari profesi keren adalah dengan dimunculkannya skandal oleh media terhadap citra gua. Andai suatu saat nanti peresmian gedung sekolah gua diliput media, mereka akan menyediakan satu paragraf dalam artikel (untuk media cetak) dan sembilan belas detik narasi (dalam elektronik) yang mengungkap betapa catering yang gua pakai adalah milik Ibu dari seorang artis yang dituduh berselingkuh dengan pejabat kawakan.

Nebeng.
gua nggak suka nebeng. dan jelas, gua nggak suka ada nama yang nebeng dalam publikasi gua.
Iyalah, Krisdayanti meletakkan nama Yuni Shara dalam buku biografinya karena Yuni adalah Kakaknya. Coba kalo tiba-tiba gua meletakkan nama adik gua dalam autobiografi gua?
Hell, he is not even a celebrity, why would I?
jahat ya?
jahatan itu apa jahatan kalo gua laper gua nggak dikasih minum?
hahhahah

hey hey..

tiba tiba gua kehilangan rasa madu itu. makanya dia nggak kasih gua minum, bukan karena gua laper.




No comments:

Post a Comment