Saturday 14 November 2009

I was

Name: Sylvia Treasures
Age: 29
Blood-type: A
Nationality: Bulgary
Height/Weight: 175/50
Occupation: Model

"anjing!!!" adalah kata pertama yang keluar dari mulut gua pagi itu. Manager gay gua membua korden kamar hotel selebar-lebarnya dan gua harus terbangun dengan sentakan sinar matahari yang sadis melumpuhkan pandangan gua sambil terus menahan sakit kepala. Gua mencoba mengingat berapa botol bir yang semalam gua tenggak dengan teman-teman catwalk.
"and you remember how many photoshoot for this weekend right? twelve spots plus two interview in the South Cafe"
"trus jangan lo berani bilang kalo sekarang udah jam 8?? ini baru jam 8!!!" Gua berkata lirih padanya sambil mecoba menarik selimut gua namun Eddy terlanjur melipatnya di sebelah kasur raksasa itu. kasur itu begitu nyaman, bantalnya wangi dan plafonnya bermotif sendu. Benar-benar hotel sempurna untuk ukuran gua yang hobi berkelahi dan memaki orang dalam keadaan mabuk.

Seketika Blackberry Sidekick gua menjerit dari lantai dekat kasur dan Eddy memungut lalu melemparnya ke pangkuan gua.
"Oke, 18 pesan, 20 panggilan tak terjawab, 2 email dan satu alarm notifikasi.. Mama, John, Eddy, Lucy, Adam, Mama lagi, Edward, John lagi, John, John, John, John, Deyana, Mika, Ashley, Ashley lagi, Mama lagi terakhir,, John... Good, gua adalah orang sibuk Ed, jadi jangan ganggu gua dengan remeh temeh seperti sarapan atau pemotretan" Gua menyingkap rambut coklat gua dan mencoba duduk dengan tegap di kasur empuk itu.

"No longer than ten minutes, it is breakfast kissing you, so now you better use this towel to wipe off your bath wet. Take the Manolo pair and kick off you scarf, the white Prada one!!" Eddy nyaris berteriak memerintahkan sederet kegiatan yang harus gua lakukan detik itu. Dia bukan manager, dia seperti boss. Dan gua benci harus mematuhi dia terutama di saat hangover seperti ini. Gua cuma butuh dua jam lagi untuk tidur, namun Eddy berhasil membuat gua selesai mandi dalam lima menit. Sial!! Brengseek!!

Gua hanya mengumpat sepanjang sarapan dan akhirnya bacon enak itu gua habiskan tanpa segelas susu, hanya setengan gelas karena Sidekick gua melancarkan serangan bertubi-tubi dengan panggilan-panggilan konfirmasi dan pengaturan jadwal.

Ya, gua sudah dua setengah tahun menjalani profesi sebagai model -supermodel internasional tepatnya. hidup gua jet-set dan gua tidak sedikitpun merasa lemah. Sehari-hari gua adalah salon, studio, catwalk dan rumah mode. Sesekali gym membuat waktu luang gua hilang bersama Mama dan John adalah anugrah terburuk yang pernah gua miliki.

John.
Dia selalu hadir dalam peragaan busana gua dan dia duduk di deretan kursi paling depan, namun.. "your Mr. Frontrow is now hooking up with Anastacia and I wonder why Jessica would even dated him last week, because he's nothing but a dumb jerk.. Listen Sil.. If you really know him, you would have kicked him since years ago.. Why you?" adalah suara Eddy yang menggantikan IPOD gua saat make-up atau fitting baju.

adalah kenapa karena gua model miskin yang lalu jadi kaya dengan lambang sebuah pesta kejutan paling meriah untuk ulang tahun Mama. Seorang janda berhak mendapatkan pesta meriah di umur setengah abad-nya. Gua mempertanyakan kenapa dia baru menikah setelah gua berumur tujuh tahun? karena sebetulnya Papa bukan termasuk orang kaya yang bisa menjadikan gua model. Hanya seorang John yang gua kencani selama tujuh tahun terakhir berhasil membuat makam Papa menjadi layak di kalangan tentara sesamanya.

adalah kenapa karena John membuat perubahan signifikan dalam beberapa sudut otak gua. Sampai sekarang gua duduk di kamar mewah dengan segala fasilitas kelas satu dan gua hanya bertemu dengan segelintir orang tidak penting dan hampir semua teman gua adalah manusia setengah dewa setengan iblis yang sangat arogan serta pekerja keras. Hidup seperti manusia yang tidak pernah mati dan tidak akan khawatir walau badai topan dan kobaran api selalu bisa menghabiskan harta mereka dan sebuah senapan mesin mungkin membidik kepala mereka ketika mereka sedang menyerupur kopi hangat di sore hari dalam kafe mahal di manapun di belahan dunia ini. Orang-orang yang selalu nampak tak sadar ketika setiap kamera menyimpan pergerakan tubuh mereka dan setiap media di alam semesta menulis paling tidak satu kata dari nama mereka.

"Versace wants the show to be under the Eiffel and I am still thinking if it is possible for you to not wear any stupid gothic make-up ever! You better be in this teenagers wardrobe and Marylin's will pick and meet you up under any table in Wall Street. Hell with all this deal and Dolce is horribly sweet when engaging you to be in one of them along December. You are not coming home for New Year and, in January 15, you will be showered with a year income and several Jewish publication and hot plate from Asian also extra fuel for the Baby Jet to fly home."


Eddy selalu datang untuk update jadwal gua dan gua menikmati setiap langkah gua berjalan di catwalk, setiap sentimeter kain yang terpotong untuk disesuaikan dengan badan gua, dan setiap kilogram daging yang gua makan tanpa gua takut merasa gemuk. Gua selalu minum bir dan gua nggak takut dibilang miskin atau kampungan, gua hanya terbiasa dengan alkohol pasar karena Mama nggak pernah mengajak gua minum lebih dari bir.

"Olivia Fernandez sent you this" Eddy melempar sekotak kecil bingkisan dan meneruskan membaca agendanya. Gua membuka bingkisan hitam itu dan menemukan satu set perhiasan dan kartu mungil ucapan terima kasih dari kastilnya. Spesial sekali gua sampe semua barang mahal yang gua punya dan gua pakai adalah pemberian orang. Whew... "

Julia Sanders or you in Michael Jackson's new vid? Oh, Sanders is like yesterday's model and you are like.. queen just for the worthy one... Graham Bell Science Centre, with theme of meet the beautiful brain.. Oh, they know you dont even pass your senior year, brainless. Elle Italy and its free gift for shopping voucher.... Louis autumn was great and bonus will transferred before Christmas... Vodka ad with simplicity of Asia... Sylvia Treasures for Harajuku Comic Arts.... well, this is cute, you should try the photoshoot in Tokyo Tower, which you haven't gone there, yet!!"


Bangsat ya jadwal gua. "Kenapa gua harus deal dengan para orang pintar, Ed.. gua males deh.. Bisa nggak remove aja Graham Bell-show itu?? gua mending terima pulang pasca valentine daripada dateng dengan setengah milyar ke acara science!" gua selalu nggak pede dengan otak gua. Meskipun Mama bilang gua pinter, gua nggak pernah ngerasa begitu.

"Hello, yes.. yes, right, now? Still at the Ritz, no way.. yes, ok.. I've got driver here.. Oliver? No, Olivia, idiot! Yes, ok... see you.. yes.." Eddy baru saja menerima telepon gerutuan dari fans gua alias top manager dari perusahaan modelling yang menaungi gua. Lalu dalam waktu satu jam, gua udah duduk manis di dalam jet pribadi gua, menuju Berlin untuk photo session dengan majalah mode baru di sana.

Gua membayangkan sejumlah lokasi atau studio foto dan beberapa salon fitting untuk hari ini sambil meneguk segelas bir di dalam jet. Eddy masih mengoceh soal review fashion di Elle dan gua mendengar sekilas ia menyebut nama John. "So, this jerk has just caught by the camera.. you know what Sil?? He's throwing your mom a surprise.. since you cannot company your Mama for many business in Italy.... associated with Bloomingdale's..... a shopping voucher and... GREAT!!!"

Jadi John sudah kembali memerankan dirinya jadi calon menantu manis yang sayang pada calon mertua. Bajingan! Business in Italy? Dia yang menjebak gua dengan kontrak surgawi ini dengan para model dan fotografer sementara dia menikmati rasanya punya seorang Ibu. Gua membayangkan mereka masak bersama dan menjelang tidur, John akan menyelimuti Mama seperti Mamanya sendiri. Pecundang!!

Gua nggak berhenti bersyukur karena dia bisa menemani Mama saat gua bener-bener sibuk banget dengan smua panggun dan kostum pertunjukan. Gua mengutuk John karena selalu bisa manis di depan gua sementara di depan panggung dia selalu asik bercengkrama dengan model lainnya. Seolah bodoh, gua sadar ternyata gua nggak lebih bodoh dari mereka..

Sore itu gua mengendarai Porsche sendiri ke Milan dan menemukan beberapa pasang aksesoris dan jaket kulit buat Eddy, sebuah tas manik untuk Ashley, dan Edward gua belikan sebuah topi lebar bergaya hip-hop. John? Pemantik api yang akan memenuhi lemari koleksi ciliknya di dekat kamar mandi apartemen-nya.

Sidekick gua menjerit..
Oh John.. kenapa harus menelpon saat gua sedang di highway. Menghasilkan sebuah jeritan rindu saat sebuah kontainer besar melaju dari arah depan gua dan pengemudinya seperti mabuk lalu mengarahkan kendaraan muatan besar itu ke depan Porsche gua. akhirnya gua terpelanting dalam sebuah kotak mungil mahal hasil tiga kali fashion show dan gua tewas seketika.



-----------------------------------------------------------------------------------------------

Name: Past Novel Larasaty
Age: 21
Blood-type: A
Nationality: Indonesia
Height/Weight: 170/49
Occupation: Student










------------------------------------------------------------------------------------------------

Dedicated to Mr Rudi Sukandar, who seemed like to believe in a thing called "reincarnation"

1 comment:

  1. Phele.. phele.. makin hari makin jago nulis nih.. ck..ck..ck.. gila gila.. hahahahagh.. tetap kirimkan pesan ke masa depan cheers!

    ReplyDelete