Wednesday 30 June 2010

the slight difference between a journalist and a housewife

bahkan di sela kepenatan saya mengerjakan media monitoring dan media log untuk tugas master saya, blog ini menggugah jari untuk melatih beberapa sendi dan mengeluarkan beberapa liter pikiran dalam otak setengah jadi.
saya sedang tertarik dengan buku ini...











The Unexplained Psychic Powers.
kadang beda beberapa logika dengan ilmu tidur dan bermimpi, karena belakangan ini saya sering membuka buku tanpa membacanya, termasuk membuka file tugas tanpa mengerjakannya. selalu ada diversion atau pengalih yang menarik mata dan perhatian saya.

manusiawi memang, atau sering saya anggap demikian, karena manusia memiliki kemampuan multitasking yang luar biasa hebat, hanya terkadang, beberapa dari kita enggan menggunakan, mengakui bahkan kita enggan menyadarinya. Menurut saya (super subjective phrase), kekuatan multi tasking seseorang mudah saja terdeteksi oleh bagaimana kita memikirkan dua hal sekaligus lalu pada akhirnya memutuskan untuk melakukan dua hal yang tadinya tidak ada di daftar pemikiran kita. Saya misalnya, sering merencanakan makan eskrim sepulang sekolah, lalu ajakan lain untuk mengerjakan PR bersama temang juga datang pada saat pulang sekolah.

setelah menimbang-nimbang (please ignore how hard I considered it), saya memutuskan untuk bermain sepeda dan mengejar layang-layang dengan anak laki-laki yang sering nongkrong di perempatan jalan. See? betapa multitasking (dan inkonsistensi dalam kasus ini) banyak mengubah langkah dalam hidup kita (atau saya?).

Lalu saya telaah lagi apa yang saat itu saya putuskan. Apakah mudharat (kerugian) dan manfaatnya lebih besar atau bagaimana? menakjubkan sekali karena saya menarik kesimpulan bahwa dengan mengambil keputusan untuk bermain layang-layang, saya menghemat uang membeli eskrim dan menghemat otak untuk mengerjakan rumus phytagoras. Instead of that, saya malah menemukan strategi untuk membagi tim dalam mengejar layang-layang, terutama yang tersangkut di kebun rumah orang atay pohon yang cukup tinggi.

Selalu begitu, apa yang saya putuskan dan saya lakukan suka berbeda, karena keputusan saya sifatnya tidak mutlak, slalu flux dan changing interests. Saya labil dan suka berkreasi dengan bongkar pasang dan kecocokan. Hanya saja, kalau sudah terluka akibat bermain tanpa sendal, saya masih sering kena omel mama.

Dalam hati sih "anak sakit bukannya diobatin eh, malah dimarahin" tapi mulut saya hanya bisa terisak-isak dan tangan saya mengusap air mata. sungguh hati ini terasa lebih kuat dari apa yang terlihat dipermukaannya.

No comments:

Post a Comment