Saturday 9 October 2010

sekedar laporan pandangan mata

Sore ini aku makan es krim di gang sempit dekat sekolahku. Sengaja aku mampir karena sepulang nanti, aku harus menyelesaikan PR kimia dan biologi sebanyak 5 lembar. Aku terbiasa dengan rumus-rumus dan anatomi tubuh makhluk hidup. Selain itu, es krim ini selalu mengantarkanku pada perasaan senang dan tenang karena pilihan rasanya banyak; kesukaanku adalah vanilla keju. Yang selalu aku pertahankan adalah cone-nya berbentuk asli dan akan kubawa utuh ke rumah. Aku mengoleksi cone es krim tanpa rasa. Bentuknya kerucut pasti, tidak bergerigi dan baunya harum. Supaya tidak melembek, aku selalu masukkan ke kulkas begitu sampai rumah.

Sore ini es krim pilihanku adalah rasa strawberry pisang. Aku mencoba rasa baru, karena teman sebangku di kelas matematikaku bilang bahwa rasanya enak dan mengandung sedikit pisang. Aku penasaran dan ingin mencicipinya tanpa melukai cone-nya. Benar, rasanya enak. Hanya saja, mint yang tercicip ke lidahku terasa terlalu dingin. Rasanya gigiku dipukul rata di bagian geraham atas bawah. Sakit sekali. Rasa manis dari strawberry tidak mengurangi sakit itu sama sekali.

Aku terus memakan es krim itu hingga habis. Tanpa kusadari, bagian atas cone tergigit olehku. Mungkin refleks dari gigi dan lidahku yang tak tahan dengan mint. Aku membelalak menyadari kecerobohanku. Ada rasa menyesal yang cukup dalam di batinku; aku baru saja melanggar kebiasaanku menjaga keutuhan cone es krim ini. Cukup lama aku menatap kosong es krim itu, sambil merasakan sakit di gigi, batinku marah dan kecewa.

Tak lama aku termenung, pemilik warung menyapaku dan menanyakan pendapatku tentang rasa es krim itu. Aku bilang enak, cone-nya juga enak. Aku menjawab sekedarnya sambil memutar-mutar es krim itu di genggaman tangan kananku. Cone ini memang enak, tidak seperti cone yang biasa kubawa pulang. Lidahku kelu dan merasa hambar pada cone es krim vanilla cheese yang sering kumakan setiap hari. Kali ini cone es krim begitu enak. Sejenak lagi aku diam menikmati manisnya cone strawberry pisang yang sedikit mengurangi ngilu pada gerahamku.

Dengan ragu-ragu, aku menggigit lagi sedikit bagian dari cone itu. Rasanya tidak berubah!! Benar-benar manis dan lembut sekali di mulutku. Aku perlahan mulai melupakan kebiasaan membawa pulang utuh cone es krim. Dan benar saja, kali ini aku melumat habis es krim strawberry pisang hingga cone-nya. Aku mulai terbawa nikmatnya cone rasa strawberry itu. Habis.

Dingin menusuk tenggorokanku, ngilu di gigi sudah hilang. Pindah rasa dingin yang benar-benar menusuk tenggorokanku. Kendati demikian, lembut dan manisnya cone masih terasa di mulutku. Tak sedikitpun mengobati tusukan di tenggorokanku.
Manisnya tidak turun ke kerongkonganku, ia bertahan di dalam mulutku, memberikan kenikmatan pada bagian mulut saja.

Tanganku sudah kosong dari menggenggam es krim, sekarang ia menggenggam tenggorokanku yang semakin sakit dan dingin. Aku terus berharap dingin itu akan segera hilang dan pulih dari rasa menusuk di tenggorokan. Aku salah. Sakitnya bertahan. Dan aku merasa mati perlahan.

No comments:

Post a Comment