Posts

Showing posts from August, 2011

a note from a good friend

"dear my good friend, soon you'll be leaving this country, this town where we used to hang out and have fun together. I may not be there instantly when you need me like before, but I want you to keep in mind that: I will always in your heart, listen to your every story. Once you arrived there, keep this note in behind your door, so each time you're going out and in, you're reminded by a restless friend here in your hometown. Remember that nothing will and is allowed to bring you down. You're living your dream there and you have been making us proud here in home. Keep smiling and keep moving forward as you are always encouraged by. I forbid any pain and critic take you down, so be tough and make them your shield. You're the king of your mind and no one rules it but you. If you have any complaints or just want to mock anything that bothers you, go to your YM , I'll be there. Late replies are always better than invisible or unavailable, right? Please also...

the black apron

"Wah, pasti enak nih kopinya" Bagus memuji sambil memperhatikan apron hitam yang dikenakan Bea. "Kok gitu?" Kening Bea mengerut kaget dan tersipu "Iya, yang buat coffee master soalnya, pasti udah capcus banget mixing kopinya" Bagus tersenyum penuh makna, umpannya seperti bekerja efektif, "black apron means coffee master kan?" "Kok tau sih? Partners ya? Starbucks mana?" Bea mencoba mencairkan groginya "Bukan, saya customer biasa" "Kok tau soal black apron?" "Dari internet, dan convinced abis liat mukamu yang super pede dan charming, soo brewing" Bea tertawa mendengar ungkapan terakhir. Ia menggeleng kecil karena malu dilihat oleh Bagus dengan tatapan aneh. "Thank you!" Bagus menyambut minumannya setelah Bea mengumumkan jenis kopi itu "Anytime, thank you" Bagus tidak melepaskan pandangannya dari Bea, dan seperti tidak menyerah, Bagus terus mencoba "ini cara isi customer voic...

big match

Di sini, di sudut ini, aku diam menatapmu. Meneliti setiap jengkal seragam pertandinganmu hari ini. Warna merah seragammu menyerupai hatiku, seperti rasa bangga dan silau akan kebesaran stadionmu ini. Di sini, di sudut ini lagi, aku menyerupai dirimu, memerahkan tubuhku dan melengkapi senyumku dengan rasa senang bercampur bangga. Di sini, di sudut ini, aku melihatmu lagi dengan tawa dan peluh yang sama. Dengan wajah dan kaki lincah yang sama yang mendampingimu bermain. Di sini, di sudut ini, aku memperhatikanmu lagi, mengucap kata yang tidak kau dengar. Bukan telingamu tertutup, hanya saja riuh mengalahkan gumamku. Di sini, di sudut ini, aku tersenyum menyaksikan setiap umpan dan silangan demi silangan gerakmu yang mempesona. Di sini, di sudut ini, sekali dari 90menit aku menemukanmu memandangku dan tersenyum lucu. Aku membalas senyummu, lalu kau bermain lagi dengan duniamu. Di sini, di sudut ini, aku...sendiri.

current addiction

Image
I am currently addicted to prefab (prefabrication) homes. Been loving interior and exterior designs for years, but never have the guts to study deeper. I love architecture and I love posting cool pics. :)

JkL

"Hey babe!" "Hey darling! Do you wanna say something about this crap?"   Lindsay mengangkat koran infotainment di tangan kirinya dan menunjukkan halaman pertama dimana ada foto Jack berciuman dengan gadis setengah telanjang "Wow, that's what I've been telling you about, last night"   Jack meraih lembaran menyebalkan itu dan mencoba membaca cepat isi berita yang menyertai foto itu. "No, that's not like what you told me, baby. Tell me!"   Lindsay masih mencoba bertanya dengan kepala dingin. Jack gusar, ia baru saja sampai rumah dari latihan basket regulernya. Kepalanya sedang panas dan tidak siap bicara apapun soal foto itu. Seingatnya ia hanya diajak bersenang-senang oleh teman klub, lalu datang penari telanjang dan kontan semua kamera paparazzi di sekitar klub malam itu beraksi sesuai instingnya masing-masing. "Well, boys night out. What do you expect from that? A priest? A coach? Referee? It was a dark celebration wher...

one step at a time (part 2)

"for god sake I saved his ass twice, Vin! What was he thinking?" Bella sesenggukan bercerita ke Vin. Vin yang dengar cerita Bella cuma diam sesekali mengusap punggung Bella. "I think he just need some time, give it a break" "Vin, if I let him go, who'd do my guarding class and my written assessment? I could always rely on him about that, and now he's prosecuting me like this." "Bella, be true. what do you expect from a person like him? he's just been too insecure dating a person like you" "I think it is normal, I'm afraid of losing him too" "so what do you want?" "I don't know, I just want him around" peluit keras berbunyi panjang. Bella dan Vin merapikan seragam dan bergegas lari ke lapangan untuk fisik mental selanjutnya.

one step at a time

"What? What if it were his girlfriend? Would you do the same?" Gua shock sekali denger Andrea ngucapin belasungkawa ke mantan cowoknya yang baru ditinggal adiknya meninggal karena kecelakaan. Andrea memang agak labil, gua udah sering ingetin untuk ga usah masuk-masuk lagi ke kehidupan laki-laki yang udah merusak hidupnya. Andrea diam, tiba-tiba Bella lewat. Gua tarik tangannya dan dia agak tersentak. "I wanna break up with you" tanpa basa basi gua sapa dia "What? Why?" Andrea melihat kiri-kanannya memastikan suara gua nggak terlalu keras "You disrespect me" tiga kata simpel yang mewakili semua rasa geram gua "Wow! What?" "You don't have to be my girlfriend to get me help you, you know that" "What are you talking about Rick?" "Last week, you took my swimming kit and didn't give it back, or at least let me know you've used it" "I thought we've talked about this" "Y...

what does?

kemarin saya ketemu dengan teman saya di taman sekolah. dia tanya kenapa saya nggak jualan donat lagi di taman itu, padahal kalo bulan puasa, omzet bisa naik gila-gilaan. saya bilang saya nggak tertarik lagi dengan donat. "it has been part of your life since you were a kid" "i know, i just don't see it that interesting anymore. it has no sense of art" "what do you mean" "this is what i called unreasonable sudden stop. i just stop liking it" "that doesn't make sense" "nothing in this world does" "anyway, are you going to start a new business?" "i'm planning to set up another food stall, i just haven't thought of what would it be" "what about ice cream?" "thanks, i'll put that on my list" "i don't see you bring your pen to note down" "no, i don't take notes literally. if it's important, i'll remember it" "whatever. good luck. i...

fiksi

fiksi adalah saat dimana seorang individu mereplika tuhan menciptakan karakter dan menuliskan garis takdirnya saat dimana seorang manusia mencerminkan hati dan pikirannya saat dimana seorang anak menuliskan rasa rindunya terhadap ketiadaan saat dimana kenyataan terhenti sebentar, tergantikan oleh khayalan saat dimana dunia tidak berbentuk bulat, hanya setengah lingkaran saat dimana sebuah tulisan memiliki begitu banyak makna saat dimana pembaca menikmati dengan caranya sendiri saat dimana ada kata yang dibiarkan tak terucap saat dimana saya bicara, apa yang saya enggan tulis saat dimana saya menulis, apa yang saya enggan bicarakan.

me and you, and everyone we know

Image
"BLITZ!!!" the sound of camera flash were blinding my eyes. As I walked through the red carpet, suddenly a voice called me "Patricia, Patricia!! it's Christo, your table-mate in high-school!" I stopped and reassure that voice is really Christo. "Damn you, pencil boy! where have you been?" I saw him smiling heedlessly beyond big cameras and other journalists around him, "give me your card, I'll call you, Christ" he handed me his card and I slipped away into the award venue. "Christo Julien" I heard him answering my call to his cell. I invited him to a lunch in the Scenario and prohibit him bringing his recorder and camera. I am so grateful to see him finally. "So, how's journalism feed your weed habit?" I ordered salmon steak for lunch "I see everything as bright as I have imagined. I've been trying to call out your name in every event. And surely journalism don't bring me trophy as yours...