Saturday 17 December 2011

the art of feelling thankful

saya habis ngobrol sama seorang temen (saya sendiri ragu harus sebut dia 'temen' atau 'kenalan') dan berakhir dengan agak kesal, padahal seharusnya pembicaraan kami berujung sangat positif dan membangun.

pasalnya, saya mengajak dia berpikir bahwa di luar sana, tanpa sepengetahuan kita, akan selalu ada orang yang iri dan cemburu sama kita; apa yang kita punya dan apa yang kita dapat. dia ngeyel dan jarang merasa gitu, malah sebaliknya, dia merasa banyak banget orang yang lebih beruntung dari pada dia sehingga dia lebih sering iri (dan termotivasi) oleh orang-orang sejenis itu.

dua sudut pandang yang berbeda sih intinya: saya ngajak bersyukur, dia ngajak bekerja lebih giat. saya nggak menyalahkan dia atau pemahamannya tentang sukses dan kehidupan sosial, cuma saya lagi berharap nemu temen bersyukur aja. nampaknya salah rekan bicara. :D







I laugh about the things I could laugh at, mostly, I cry beneath, for things that I couldn't remember to laugh at, and the things that I tend to complicate whereas I am the complexity itself.

No comments:

Post a Comment