Tuesday 29 May 2012

An MA candidate is a human.

Saya udah tiga hari ini sering salah kirim BBM karena nggak fokus sama apa yang saya lakukan. Kayaknya predikat multitasker yang pernah dikasih Adimas ke saya harus dicopot dari mindset ini supaya nggak ke-pede-an dalam mendeskripsikan diri. Desi Anwar juga bilang kebanyakan dari manusia adalah delusional terhadap dirinya sendiri. Mungkin saya gitu; menganggap diri saya di atas rata-rata dan merasa unik ataupun berbeda.


Unik dan berbeda.
Males rasanya kembali ke definisi dan belajar lagi tentang filosofi. Bukan saya nggak suka berpikir secara mengakar, tapi lebih ke efisiensi waktu dan signifikasi hasil pencernaan otak atas segala detail hidup dan kosa kata penjabarannya.

Biasanya saya suka berpikir keras tentang hal yang orang mungkin nggak peduli atau anggap rumit. Toh akhirnya buah pikiran saya juga pasti nggak ada kontribusi nyata terhadap saya sendiri atau orang lain. Saya terjebak dalam halusinasi, khayalan dan utopia serba sinis tentang banyak hal. That means multidimensional and multi perspective really exist though. But the harder part is answering the expansive 'so what?' that follows the idea.

Itulah kenapa saya males mendefinisikan diri sendiri. Mana saya peduli sama definisi orang terhadap saya, toh tiap mereka juga punya pandangan beda lagi antara satu dan lainnya. Jadi nggak ada yang pasti kan dalam definisi, tinggal seberapa kuat justifikasi dan relevansi sudut pandang kita dalam menilai (bahkan menginterpretasi) sebuah entity; manusia, ideology, tutur bahasa, sikap, bahkan perasaan. Rancu dan relatif. Dah, daripada lanjut nih ke-absurd-an saya dalam membuang waktu menuju jam 9 malam, mending saya sudahi ya laporan bulan Mei ini.



Nggak ada nih yang mau bayarin saya S3 taun 2013 nanti?

No comments:

Post a Comment