Friday 24 August 2012

jam tiga pagi dan....

saya belum bisa tidur, setelah percakapan singkat dengan dokter pribadi saya, Randhy F, ternyata blogging adalah alternatif penyaluran stress bagi Masters student yang jobless seperti saya. Bukan nggak baca jurnal akademik ya untuk mengisi waktu kosong, cuma harga travelling yang menyaingi harga sepatu idaman ini seperti meraung-raung meneror dompet saya. Maklum, perempuan kan, banyak mau.


Mari kita bahas yang berbau mainstream (yeah, been talking about this a lot latetly). Ada tiga hal mainstream yang saya lakukan: listening to good music, liking gorgeous guys and looking fabulous.


Menurut sebagian orang, sebagian jenis musik adalah sampah. Menurut sebagian lainnya, sebagian jenis musik adalah terbaik. Buat saya, musik sampah itu adalah Nicki Minaj. Seriously, I have NEVER hated any kind of music EVER; jazz pop rnb emo punk metal dangdut bollywood folks country, name it. I never hate anything until Nicki Minaj. I don't know her personally, of course, it's just something on her pembawaan yang bikin gua risih. Nope! Not gonna bring up Americanisation di postingan ini, tapi Nicki Minaj beneran produk industri musik yang gagal di mata saya. Lagunya ear-catching, to be honest, tapi pembawaannya di media itu lho, nggak enak! She might be a good person, as a person, but as musician presentation, man... sorry and terribly sorry, I don't like her.



Orang bilang Robert Pattinson itu hot, ada yang bilang Cristiano Ronaldo itu sexy dan beberapa lainnya bilang Leonardo Di Caprio itu cute. Lah buat saya masih James Franco, Jim Parsons dan Mesut Ozil deh yang menang.












Ya kan, kalo ngomongin selera bisa nggak sih disambungin sama mainstream? Saya juga nggak bilang mainstream itu jelek kok, cuma mainstream aja. Kapan deh ya saya bilang kalo 'seragam' itu baik, tapi.... seragam aja. You know what I mean.




Karakter fashion saya fluktuatif, ada kalanya saya super fashionable (dude, you gotta admit this without me showing off the research) dan ada kalanya saya super douche bag! Mungkin kalo ada orang setres yang jalan ke mall paling mewah di Jakarta pake sendal jepit, itu cuma saya. Perkara pede sih ya, kadang terlihat keren itu kan dari mata memandang juga, bukan badan merasa. In this sense, however, looking fabulous is the sense of presenting myself in front of everyone including the mirror. Semua orang kepengen TERLIHAT keren, tapi... apa semua orang ingin MELIHAT yang keren?




Oh crap! I really need to stop consuming coffee before a morning trip. I gotta go to Newcastle in less than 3 hours and I haven't got a decent sleep since last night! I screw myself.

PS: Lega banget abis skype sama mama. She's home!



No comments:

Post a Comment