Wednesday 2 December 2009

Pertemuan si Hearty dan si Senseless (7)

Bus yang mereka tumpangi sampai di ufuk barat. Gelap mulai menyelimuti alam dan Hearty mulai bergerak menunjukkan terbangunnya. Senseless tersenyum tipis melihat gerakan bangun Hearty karena mengingatkannya pada sang adik. Senseless dengan cepat menghapus senyuman itu jauh sebelum Hearty benar-benar sadar dan berkata..................................................


"aku laper.." Hearty nyaris merengek memegangi perutnya
"ohya?" Senseless menyamarkan suara khawatirnya dengan wajah datar.
"masih ada nggak rotinya?"
"Abis.. tadi kubilang apa? bus ini nggak berhenti lagi sampe malem.." Senseless mulai melihat wajah pucat Hearty. Tatapan Hearty yang setengah mengantuk membuatnya iba. Tak lama dilihatnya Hearty kembali tidur, namun di pundaknya. Ia dengan sigap mengelak dan menjauhkan kepala Hearty dari pundaknya, "ngapain sih?"
Hearty tersentak dan pandangannya berubah tajam. Ia menatap Senseless beberapa saat lalu Senseless yang salah tingkah membuang pandangannya.
"Kalo aku senderan di jendela ini, kepalaku sakit, ini keras.. kalo di bahu kamu kan..." Senseless melempar jaket ke arah mulut Hearty. Rasa kesal terbit lagi dan Hearty kontan melempar balik jaket it ke wajah Senseless.
"nggak butuh!" Ia berkata sinis dan membalik badannya menghadap jendela. Amarahnya sedang menyala, ingin menampar Senseless namun ia ingat dimana mereka berada.


Saat akhirnya bus berhenti tengah malam untuk mengisi bahan bakar. Hearty dengan segera turun setelah berhasil membuat Senseless meringis saat beranjak keluar dari tempat duduk karena terinjak kakinya. Tatapan Hearty semakin dingin menyatakan ketidaksukaannya pada Senseless. Senseless tetap teguh dengan wajah kakunya sampai dilihat sesuatu terjatuh dari kantong jaket yang dipakai Hearty.



Matanya menyelidik dan alih alih ia memanggil Hearty, ia memilih memungut secarik kertas bertuliskan alamat di kota tujuan mereka. Tulisan itu terlihat berantakan dan tidak mungkin hasil tangan Hearty. Menurutnya itu ditulis oleh seorang lelaki dan ketika disadarinya, alamat itu adalah alamat pamannya.di Jogjakarta. Ia mengerutkan keningnya dan berbisik, "siapa sih Hearty itu?"

Sebuah sentakan hampir mengenai kaki kirinya sebelum ia benar benar sigap mengelak dan sempat memasukkan secarik kertas itu ke selipan pangkuannya. Ia mendapati Hearty dengan mata merah dan mulut penuh makanan dengan hampir tertawa terkekeh.


Senseless lagi lagi menahan emosi bahagianya dengan sebuah kalimat ketus "bisa nggak bilang permisi?"
Senseless menelan sisa makanannya dan menjawab,"jangan sok ngajarin aku tata krama deh. sesama orang nggak sopan jadi nggak usah sok baik gitu!! Kalo kamu tau aku mau lewat, harusnya kamu minggir, kaki kamu itu jangan disitu.. udah tau busnya sempit, jadi harus hemat tempat.. " Hearty mempersingkat omongannya dan langsung mengambil handphone di jaketnya. Ia memeriksa beberapa pesan dan sesekali diliriknya Senseless yang masih melamun.


"Senseless, kamu aku perhatiin dari tadi kok diem aja.. kamu mau eek ya??" Hearty bertanya nyaris berbisik pada Senseless yang tersentak dari lamunannya dan menjawab, "kamu siapa sih sebenernya?"
Hearty menarik tubuhnya mundur dan menjawab dengan nada yang sama, "kamu siapa?"
Senseless mengeluarkan secari kertas dari selipan kakinya dan mengangkat itu ke wajah Hearty. Sambil mengulang pertanyaannya, Senseless menatapi raut muka Hearty yang setengah panik.
"Itu apa?? kok kamu punya itu juga..................................................."



-------------------------------------------bersambung--------------------------------------------------

1 comment:

  1. oiy... lo mau bikin mata gue picek? tulisannya kecil bgt nih,,, gilaaaa ah lo phel.. saraaaaaaaaap!!! ahahahgh..

    ReplyDelete