Tuesday 29 December 2009

saya suka susunya

baru saja selesai mengenang keributan di situs jejaring sosial yang pernah saya sebabkan.
diperkarakan hanya satu pertanyaan yang tidak saya temukan jawabannya, maka saya bakar gubuk itu agar keluar isinya.
ternyata padi biasa yang serba normal tanpa hama.
hanya saja ketidaksempurnaan padi tersebut memancing saya untuk terus tertawa dan tertawa.
akibatnya saat ini? bukan suatu hal besar karena dari skala 1-10, saya hanya rugi 0,18.
bukan jumlah besar dibanding rencana pembakaran-pembakaran lainnya.

ada lagi satu kasus dunia jejaring sosial yang membuat saya tertawa sambil bertanya.
sebuah kisah dan fenomena yang tetap membuat saya tertawa, bukan bahagia,
hanya kebersyukuran tentang "langit di atas langit"

lalu saya mulai mengaca, saat saya mulai berani mencela, adakah itu akibat dari luka lama yang menjadi kepermisian (excuse) untuk balik melukai hati seseorang yang tidak (terlalu) bersalah pada saya. saya sekarang ingin tertawa karena hukum karma yang begitu mulia.
ampuun.. kenapa oh kenapa.

masih tentang situs jejaring sosial yang mengangkat dan menurunkan derajat sosial seseorang.
saya juga kerap bertanya, apa kalau seorang artis mulai menggunakan situs tersebut untuk mengumpat, maka ia akan jadi mutlak perhatian, karena saya sering mencela dengan kata-kata yang lebih kasar daripada kata "pelacur", tapi berhubung saya bukan siapa-siapa, jadi saya tidak perlu khawatir balik dicerca.

oh no..
tidak pada saya dampaknya,
ada pada ibu saya, pacar saya dan sahabat sahabat saya,
yang balik dicerca karena nama mereka mengawali indikator "..........-nya phele"
asik.
cuci tangan sembunyi batu.

saya lebih marah bila orang orang yang saya cintai justru terkena dampak dari perbuatan saya,
tapi kemudian marah saya menjadi bencana lebih besar pada akhirnya.
bolehkah saya pulang?
saya muak. dan senang, karena takkan ada yang baca tulisan ini (lalu melempar botol bir kosong ke arah televisi di ruang keluarga saya)

No comments:

Post a Comment