Sunday 13 December 2009

saya stuck menulis dan ingin menulis

if there's any idiom to describe a person who has no friend, than I am friendless.
I dont have friends unless if "friends" is the term to describe people to laugh with and to share jokes with..no other more.

One thing that was very absurd is my friend's statement "rumahlo kayal pesantren, nggak bisa ngebir, nggak bisa ngerokok.."
well,
1. nggak pesantren kok, karena perselingkuhan dan kebohongan berkembang biak disini. sedikit orang pegang al-quran dan nggak pernah ada khutbah jumat, nggak pernah ada imam, nggak pernah ada pengajian, dan nggak ada kitab kuning.
2. ya, no drinks here, no alcohol, no cigarettes unless you are the only person who makes money for the whole family, termasuk lo yang bs bersembunyi bersama asap rokoklo dan botol bir. nggak perlu khawatir, gua mengkoleksi parfum untuk menghilangkan jejaknya.
3. bukan pesantren, tapi bukan diskotik juga! nggak ada kebisingan suara musik dan dentuman teriakan manusia lapar dunia. nggak ada narkoba yang begitu berbahaya kecuali beberapa sarang laba-laba ditempat nggak terjamah.
4. memang bukan suatu tempat yg istimewa buat kalian, tapi begitu istimewa buat gua.
nggak banyak kehangatan, tapi paling nggak gua berteduh disini, gua berteduh dari panas matahari dan basahnya hujan. gua tidur disini, dan gua belajar banyak hal tentang hidup dari isinya.
5. Rumah gua nggak spesial, hanya beberapa batu bata dan beton yang saling berkaitan membentuk sebuah pola, yang selalu merefleksikan kekakuan, kekokohan, kegagahan dan kekosongan. maka itu gua nggak menyebutnya pesantren, gua nggak menyebutnya diskotik.
6. bukan istana seperti yang beberapa mereka deskripsikan. nggak begitu megah dan mewah, karena istana nggak kosong, dan lembab. Tapi rumah ini menaungi gua sepanjang gua dewasa.
7. Bukan pesantren, bukan diskotik dan bukan istana ini yang menjadi arah terakhir gua, bayangan dalam tiap kepenatan dunia luar, dunia jalanan, dunia akademia. yang selalu gua idamkan untuk gua injak. yang kacanya selalu ingin gua lihat untuk merefleksikan keindahan dan kebusukan diri gua.
8. Memang nggak ideal, karen penghuninya semua nggak ada, mereka punya dunia masing masing, tapi gua selalu cinta mereka, dengan keterbatasan gua dalam pembuktian cinta. dan kapasitas gua sebagai hewan melata.
9. Rumah yang mengandung makna banyak, yang setiap sudutnya adalah lantai sejuk untuk bersandar dan bercerita. gua sering juga ngobrol sama tembok, tentang berdirinya sebuah dia. tentang apa yang ia derita saat smua org ga ada disini.
10. terakhir, gua mendeskripsikan ini surga dunia gua yg sebenarnya. saat smua orang benci dan marah pada gua, kamar ini merangkum semua emosi menjadi sebuah ketenangan pribadi gua. saat gua berlabuh dalam tangisan mimpi atau tawaan cerita. tempat yang gua sandarkan semu kegelisahan dan kemesraan bersama Tuhan. tempat yang menjadi saksi betapa gua adalah hanya manusia.

RUMAH INI ADALAH TEMAN GUA..
Teman yang sering gua tinggalkan, namun nggak pernah ninggalin gua.
Rumah ini adalah hidup gua, kesenangan dan bagian air mata.

No comments:

Post a Comment