Saturday 2 July 2011

repost: the unthinkable thought

Gua nggak ngerti pola poligami. Kira-kira triggernya apa sih seseorang bisa poligami. Seumur-umur gua hidup, udah 22 taun nih, gua ketemu sm beberapa korban, umm, let's just say 'women' yang suaminya berpoligami. Not to mention a name or names.

Abis ngobrol sama calon PRT di kampung mama. Dia cerai sama suaminya 10 tahun lalu, suaminya nikah lagi. Inget cerita beberapa temen yang ayahnya poligami, rata-rata pengusaha tapi ada juga yang karyawan swasta. Ada sih beberapa pegawai negeri yg juga poligami. Ada yang supir truk, tukang bangunan, mandor konstruksi sampe penjaga kos-kosan. Random boss!!

Masalah suku, bener-bener nggak ketebak polanya. Ada yang batak, jawa, sunda, betawi, makassar, padang, dan lain-lain deh. Kalo bicara faktor keadaan keluarga, well, dari yang anaknya masih kecil sampe yang udah nikah, ada juga yang bapaknya poligami. Pattern yang nggak jelas, nggak terstruktur.

Gua sih tau kalo agama gua nggak melarang poligami (syarat dan ketentuan berlaku) tapi makin tua, gua jadi makin nganggep poligami dan perceraian adalah hal yang sensasional, trendy dan kasualitas. However, masih banyak perempuan yang teriak 'nggak rela' atau 'cemburu' atau apalah yang intinya nggak terima. Klasik.

Kenapa gua nulis ini lagi?
Same shit, mereka semua nyuruh/nanya/bahas soal: kapan gua nikah?
Silly thing is, gua berandai-andai: ini sama aja kayak mayat pilot yang mati karena kecelakaan bangkit lagi dan nyamperin seorang siswa sekolah penerbangan untuk nanya "kapan kamu terbang dengan mil tinggi ke remote area?"
Memang, gua silly. Mungkin -MUNGKIN YA- kalo orang tua gua bercerai atau papa poligami, baru gua akan berpikir untuk menikah. Itupun baru MIKIR aja.

I never know that people were born to fail.

No comments:

Post a Comment