Wednesday 16 September 2009

Modem Smart dan Pecandu Alkohol




Posting ini adalah pelampiasan dari berbagai kemalasan, diantaranya:
1. Malas meneruskan rumusan skripsi
2. Malas meneruskan cerita HEARTY DAN SENSELESS
3. Malas melakukan riset seputar seks dan iklan
4. Malas berargumen dengan papamama tentang "suami kaya"
5. Malas merenung kenapa putra belum mau bicara sama gue -padahal udah 3kali gue mimpiin dia-


Dan kemalasan lainnya yang hanya akan menghabiskan tangan ini karena mengetik sambil menugsap air mata (cengeng mode: ON)
Gue jadi teringat terakhir kali menangis di depan sahabat adalah saat sama Babhank dan di pelukan Gemma.
Sebenernya gue males nangis, buat apa nangis?
Tapi nggak jadi deh, gue mau nangis aja, biar dibilang mirip manusia yg punya perasaan.

Ini otak gue kosong tapi penuh deh, penuh dengan kekosongan. Rasanya menulis (atau mengetik) sajak mellow juga males, ngetik jurnal hati juga lagi stuck S-T-U-C-K.

Kenapa being BOLD selalu menyenangkan, it's like being the center of attention for being spotless?? Pertanyaan yang nggak akan terjawab. karena hidup penuh tanda tanya dan sekarang gue ngelantur sambil melatih tarian jari di atas tuts yang akan mengantar gue pada toga Sarjana. Kasian kamu yang belum bisa skripsi, bahkan magang.
I was looking for your name at the board, but the announcement said that you WERE in a relationship.

Ayo donk, enam ratus ribu buat beli dua jilid buku Grammar bahasa Inggris. Rasanya guru bahasa Inggris (amatir) kyak gue harus punya 2 jilid itu. Kalo buku refrensi skripsi sih bisa besok besok besok besok ajaa!! *rencana jadi guru tanpa titel.

Eh, gue tertarik untuk menceritakan kisah cinta tragis gue (DALAM IMAJINASI):

Cowok: hey, pulang sendiri?
Gue: Iya.
Cowok: dimana rumahnya? boleh gue anter?
Gue: nggak usah makasih
Cowok: udah punya pacar ya lo?
Gue: kenapa emang?
Cowok: Gue mau jadi cowok lo. I think I like you
Gue: Lo tajir nggak? Kata bonyok gue, kalo nggak tajir nggak boleh gue pacarin
Cowok: ..................................................................

*Baik, kisah tersebut adalah fiksi, kalaupun pernah terjadi secara implisit atau eksplisit, pasti dampak dari kurangpergaulan gue selama ini. No, I mean, it NEVER HAD HAPPENED before!! really!!
Dampak dari kurang pergaulan (dalam diri orang tua) mengakibatkan jiwa materialistis terhadap sang anak (yang tidak tahu diri). Gue nggak gitu sih.. kayaknya..
hahahha

I was trying to say something bad TO you, but your face avoid me to do SO.
I do think you are supertitious to be called as a human, and I do believe that maturity counted by "how would you arrange the anger?" and "how would you have many perspectives in just ONE PROBLEM?"
Because this life's full of shit, jealousy, lies and nothing.
A bring-up method to prove that we are not crazy, we are not lazy.

No comments:

Post a Comment