Friday 26 November 2010

dunia ini milik saya

Halo, namaku Asdiri.
Aku lahir 17tahun yang lalu, entah dari siapa dan kenapa. Sekelilingku saat ini sedang membicarakan aborsi, yang menurutku adalah ide cemerlang untuk para ibu tak bersuami ataupun remaja tak tahu diri. Melihat keadaanku, tentu saja mereka memilih aborsi, setiap anak yang lahir ke dunia akan berbentuk seperti aku.

Bentukku? Tidak berbeda jauh seperti kalian. Bedanya, aku bersayap dan kelopak mataku lebih lebar. Kalian biasanya berjari tangan 10, sementara aku hanya 8. Aku tidak punya orang tua dan saudara. Sejak lahir, aku sendiri. Pamanku bilang aku mencekik ibu saat beliau melahirkanku. Kalau ayahku......katanya ia bukan manusia.

Aku bersyukur tidak punya teman. Menurut film yang sering diputar tetangga depan rumahku, "there will be no one that you can hurt when you're alone". Anjing tetanggaku itu bilang bahwa arti dari kalimat itu adalah "berteman dengan diri sendiri adalah cara terbaik untuk tidak menyakiti orang lain". Jujur, aku sedang mempelajari apa yang disebut dengan 'sakit' dan aku masih mencari-cari bentuknya.

Kendati demikian, aku merasa bukan teman yang baik untuk diriku sendiri. Sayapku sering melukai punggungku, dan jemariku tak pernah sanggup menggenggam makanan. Sesekali ada yang berbaik hati menyuapiku, tapi selalu kutampik kelembutan tangan mereka dengan tatapan sinis dari kelopak mata lebarku. Lagi-lagi, aku memang bukan teman yang baik.

Rumahhku?
Besar, cukup besar untuk tubuh mungilku. Malaikat yang sering lewat selalu menyapaku dan memuji keadaan rumahku yang bersih. Tidak berisi apapun, tak juga sebutir debu halus masuk rumahku. Aku merawatnya dengan kesendirianku, aku rasa bahkan angin dan udara akan enggan memasuki rumahku. Tidak peduli, aku bukan hidup karena mereka.

Pada suatu sore, seorang pedagang buah menawariku jualannya. Jeruk. Buatku, warnanya aneh, rasanya tidak enak dan harganya mahal. Pedagang culas itu meminta sebelah sayapku untuk ditukar dengan jeruknya, aku lalu mengusirnya dengan kelopak mataku. Sedangkan jemariku yang berjumlah 8 selalu kugunakan untuk menutupi sisa wajahku yang berbentuk abstrak. Tentu saja jemariku tidak sanggup menutupi seluruh permukaan wajahku, terutama mataku.

Aku rasa aku butuh hal lain yang bisa membuatku semakin sama dengan kalian. 2 jari tambahan misalnya? Atau sepasang tanduk dan sebutir ego untuk memakan salah satu dari kalian? Kira-kira, kalian bisa kumakan dengan cara yang bagaimana? Kalau aku sudah punya 10 jari, aku akan semakin mirip dengan kalian.

Oh, tentu saja kalian tidak akan punya sayap seperti aku. Jadi bersyukurlah, kalian tidak akan mendapati punggung berdarah karena sayatan sayap kalian. Bersyukurlah seperti aku bersyukur atas ketidakadaanku dalam kesamaan dengan kalian. Seperti aku bersyukur bahwa kelopak mataku besar dan wajahku berbentuk abstrak. Dan orang-orang tetap menghitung jari-jariku sambil tertawa dan berkata "ASDIRI, sebaiknya kamu mati saja"

No comments:

Post a Comment