Friday 12 November 2010

sore yang menyenangkan (part 2)

Ya, saya bertemu lagi dengan LEO, kali ini di rumah sakit bersalin. Istrinya sedang pregnancy check up. Saya agak kesal melihat LEO sore itu, karena alat penyadapnya tidak bekerja efektif. Dan LEO instan menjelaskan "sorry, jek, gua resign dr TELEFUNKEN. Sekarang baru mulai permanen di Shiron." Ternyata data-data kemarin tercekal di kantor lamanya. LEO menjual forbidden application kepada saya. Brengsek! Saya tidak tau kalo cintanya pada istrinya yang sedang hamil tua itu bisa memantik niat jahatnya menjual aset kantor.


LEO cerita 10 ip address yang berhasil masuk tersadap. Beberapa belum sempat ia lacak, namun tiga di antaranya dapat terbaca jelas: komputer adik saya, Blackberry 9000 beserta imei yang (tentu saja) saya tidak kenal. Satu lagi, ip address ganjil yang saya curigai berada di Bandung. Gendys!!! Sure she is. LEO bilang sisanya tidak bisa lagi di-retrieve. Saya tidak terlalu tertarik, seperti biasa, saya masih harus sibuk mengurus pekerjaan yang semakin menumpuk dan beberapa tugas dosen yang selalu membuat suntuk.


Sore yang menyenangkan ini ternyata diakhiri dengan kisah lain LEO tentang penemuannya di Shiron, kantor barunya. Leo bilang, ada sebuah bagian di kantornya tersebut, dimana sudutnya selalu terpasang foto Presiden pertama RI --Soekarno. Menurut LEO, ini adalah suatu indikasi adanya idealisme tertentu yang diterapkan sebagai seorang webmaster dan data processor. Klien Shiron adalah perusahaan multi nasional yang meluangkan puluhan juta rupiah tiap bulan untuk software dan keamanan data mereka. Keren, LEO memang berbakat di bidang tersebut.


Yang menjadi penutup dari pertemuan saya dengan LEO adalah: "gua bisa cariin 7 ip addresses lagi untuklo. Tapi gua minta bantuin persalinan istri gua dong bulan depan" saya menggeleng heran dan menepuk-nepuk pundak LEO agak keras. Kali ini saya benar harus menolak tawarannya dan membiarkan LEO terus mencari cara agar saya mau membeli programnya. Saya merasa tidak butuh. Kenapa saya harus menyisihkan setetes keringat dan sedetik waktu untuk hal yang tidak saya perlukan?

No comments:

Post a Comment