Friday 17 October 2008

Sepasang Donat Di Lapangan Bola

CERITA OTAK GUE.

Otakku ngadat. Tadi bahkan sempat berhenti di perempatan jalan, seorang tukang ojek membantuku menjalankan lagi otakku. Beberapa bagian kemudian kuketahui ada yang rusak. Otak belakang, tengah dan kananku mengalami sedikit ketidakberesan. Dari semalam aku sudah firasat, tak akan aku kemana-mana, kalau-kalau betul akan mogok di jalan. Benar saja, berhenti sebentar. Aku agak kesal dan menyesal, mengapa tak dari seminggu lalu aku memeriksakan kerusakannya.

Sekarang tinggal aku termenung menunggu sambil memperhatikan otakku. Otak kiriku bergerak-gerak pelan, seolah merasakan sakit saudaranya. Aku kaget melihat ekspresinya, kenapa dia sedih, aku justru kesal.

Sebenarnya sedikit terbersit di otakku untuk pergi dari situ. Tapi otakku sedang rusak, tak bisa berpikir terlalu banyak. Memori dalam otak-otak itu nampaknya terlalu banyak. Kesal pula aku jadi orang pintar, banyak sekali rumus dan gambar-gambar teracak di otak belakang. Pantas rusak, segala sesuatunya tidak pada tempat yang benar. Kupindahkan satu per satu memoriku, berat, ada pula yang menjijikkan.

Gerakku terhenti sebentar, aku melihat gumpalan putih di sela otak belakang dan otak tengahku. Aku angkat, kuperhatikan sekilas, nampak bercahaya. Gumpalan kecil itu kudekatkan agak lebih jelas, ia tidak berbau, tidak begitu menarik, tapi rasanya sungguh berat. Sejenak kuperhatikan lagi, kurasa ini tak perlu kubuang, aku takut isinya malah sangat penting. Biar kuletakkan lagi pada tempatnya, nanti kalau tidak cocok baru kugeser ke tengah atau ke belakang.

Setengah tahun aku merapikan otakku, sungguh tak bisa melakukan apa-apa lagi, semuanya ada di otakku, rusak, lalu aku juga rusak. Diam.

1 comment: