Friday 9 October 2009

Pertemuan si Hearty dan si Senseless (4)

Tak lama terdengar suara panggilan dari kondektur bus. Tepat hisapan terakhir Senseless namun Hearty masih sibuk berbincang dengan penumpang lainnya di dekat bus sambil mematikan rokoknya. Keduanya lalu berebut masuk ke dalam bus dan kompetisi remeh itu dimenangkan oleh....................................Hearty

Senseless memilih mengalah dengan pasangan ciliknya itu. Tidak hanya postur, ternyata kelakuan Hearty adalah anak kecil spenuhnya. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya, lain dengan Heartless yang bahkan enggan memandang kiri-kanannya. Tatapannya dingin dan selalu lurus ke depan, tegap dan terlihat gagah. namun kosong.

Hearty: Senseless, tau nggak berapa lama kita bakal di perjalanan? dua belas jam! itu juga kalo nggak macet dan tepat waktu ini busnya.. jadi

Senseless: aku mau tidur!

Hearty: ih, aku cuma mau kasih tau ini,, kalo kamu mau makan atau minum, aku simpeen..

Senseless: jangan berisik, bisa nggak?

Hearty mengerutkan kening. Ia menggeleng pelan menatap Senseless yang memasang kedua headphone (bukan earphone) sambil memejamkan matanya. Hearty masih mengerutkan keningnya ketika membalik badannya menghadap jendela. Pandangannya dilempar keluar sambil sesekali memandang bayangan Senseless di depan matanya. "Anak itu kalo lagi tidur tenang, nggak keliatan sangarnya.. tapi kenapa dia kadang galak ya.. mana dingin banget tiap saat." Batin Hearty bicara bukan pada siapa-siapa.

Pikirannya menerawang, tentang perjalanan yang sedang dilakukannya. Suatu kebetulan karena selama ini di kantor ia selalu penasaran tentang Senseless. Tidak banyak yang benar-benar dekat dengannya, namun setiap insan di kantornya selalu bergunjing tentang keadaan psikologis Senseless yang tidak normal. Ia sendiri tidak ambil pusing dengan gosip-gosip itu, ia memilih memperhatikan Senseless dari jauh tiap jam makan siang dan pulang kantor.

Semuanya normal untuk Hearty, Senseless makan nasi, lauk wajar dan jus jambu selalu sehabis makan. Setiap pulang Senseless mengendarai motornya dengan atribut lengkap bahkan sebelum membayar karcis parkir. Menurutnya, Senseless adalah tipikal pria rapi yang tertutup. Satu yang membingungkan bagi Hearty; siapa sebenarnya Senseless? Seperti apa hidupnya? (lho,, nggak satu ya,, ada dua)

Sesaat matanya menangkap bayangan Senseless bergerak, konstan membuka headphone dan bangkit dari tempat duduk. Hearty tidak menoleh, hanya mengiringi bangkitnya Senseless ke bagian depan bus, lalu bayangannya tak lagi terlihat lewat kaca jendela itu.

------------------------bersambung----------------------------

No comments:

Post a Comment