Posts

Showing posts from 2022

You Matter

 Dear Self You matter. You play an important role in this life, and you are important to some individuals. Not a few people are expecting and hoping a lot from you. You have to stay sane and you have to stay strong. You are the place to go for your kids, you are the core of their education. You are awaited and anticipated. No matter how painful days can be, or saddening situation might be. No matter how hard tasks hit you, and no matter how bitter life can turn, you have to stand up and stand still. Rest your problems and thoughts to Allah. Let shalah and sabr be your rescue in any situation. Don't stop believing that Allah listens, He forgives and He loves you. Remember, whatever happens, you have to remain resilient, persistent and sane. That's the key. best regards yourself

10 Things You Probably Hate about Me

and it's okay to have more than 10. 1. I hate your kindness.  You always try to help, while most of your ways are irritating and I don't like being treated so kind. 2. I hate your sincerity.  You always try to help literally everyone in this world. Do you think you're a saint?  3. I hate your forgiving attitude.  You always let go of grudge and it makes me feel bad when I'm mad and you're not towards one bad situation. 4. I hate your smile and your cheers whenever I am home.  I feel like I'm a door prize or celebrity. You make me feel awaited and wanted. 5. I hate your brilliance.  You always knows how to figure most things and you tend to find a way out in most situations. You think you're a genius huh?  6. I hate your jokes - it's the worst!  It's annoying and sometimes offensive. It's not funny and most of them are condescending me. 7. I hate your touch and your warmth.  It's hot! Stop touching me and being clingy because I don't like ...

The Day You Said I Love You but in Foreign Language

You are the luckiest, because I speak Foreign Language. I absolutely know and understand the language you speak, and though conflict happened, it wasn't because I didn't understand it, but because I chose to be angry instead of accepting. But last night was special. You said "I love you" in Foreign Language, which I think you think I don't know, or I don't care. But I know, and it means so much to me. The more special thing was it happened during my sober time, I wasn't asleep or unconscious, I was fully awake and in my brain's primetime. Of course I still dislike quite some things and moment. But dislike-ness isn't my priority these days, I have selected the best emotions and managed the best reaction and action towards all situation by realising that we can always CHOOSE how to behave. I can always CHOOSE to stay quiet or to speak up. I can always CHOOSE to start and respond the conflict or sit down and watch. Yes, I occasionally love watching fa...

Let Me Blog You

I was wrong to think that this is the safe space I could talk about you or anything else that I can't express in person. I was completely wrong to think that you wouldn't find me here. I was, of course, wrong to think that I went unnoticed. You are one of the things I think about before I sleep almost every night. Just almost, because one or two nights, my mind couldn't occupy more than the exhaustion of adoring you. Yes, to you, perhaps I don't exist. Or maybe I don't read it well to realise that I am meant to go unnoticed anyway. The expectation kills, they say, and I believe them. Yet, I don't find anything more reasonable than having and expectation to go through day by day in my life. Expecting and hoping you would finally see, or realise, or sense, or,,, ah, it's just an expectation. Yes it kills. So let me blog you, to keep myself reminded one day why I put up with insanity of watching and loving you from distance. Only a slight faith, but it's mo...

Ulang Tahun dalam Gelap, Anti Perayaan dan Juara Gestur

Buat kamu yang jarang mengungkapkan perasaan dengan wajar, ini buat kamu yang jarang kudengar keluh kesahnya sebutuh apapun aku terhadap keluh kesahmu. Tenang. Dalam diamku dan diammu, aku otomatis memaafkan. Aku otomatis melupakan, dan aku otomatis membiarkan. Tenang, tidak akan ada keluhan berarti dan bertubi, karena diam adalah jalan kita. Tenang, tak butuh banyak kata dan ucap karena aku bersistem sendiri dengan semua asumsi dan pemahamanku. Doaku. Yang aku langitkan melalui bisikan kepada bumi setiap sujudku, biarlah menjadi rahasiaku dengan Tuhanku. Karena pada akhirnya yang mendekapku adalah doaku, maka kubisikkan setiap katanya ke pada tanah, dan ia memanjat menuju langit dengan sendirinya tanpa dilihat atau didengar manusia.  Doaku. Adalah doa standard paling dasar, paling umum dan tidak spesifik. Karena detailnya, adalah rahasiaku dengan Tuhanku. Sabar. Setiap kita adalah refleksi diri kita di masa lalu, masa kini dan masa datang. Maka cukuplah hatiku berlapang membaca da...

Belajar #samaHafiz

Setahun pernikahan dengan Hafiz adalah setahun pertama aku terbuka mata, hati dan pikirannya karena banyak sekali hal. Runtuh semua rasa 'berpengalaman', 'sudah tua', 'sudah tau rasanya' dan berbagai rasa lainnya sisa luka lama dan kenangan yang pernah ada. Runtuh. Jadi kepingan yang lebih kecil, lalu seolah Allah rakit lagi jadi bongkahan besar yang lebih kokoh dan berbentuk. Runtuh. Rasanya begitu lapang dengan serakan serakan kepingan yang Allah rencanakan dan tuliskan. Pernikahan sama Hafiz adalah bongkahan baru yang diciptakan Tuhan supaya aku tau dan paham kenapa serpihan lama dibuat sehancur-hancurnya; supaya Allah bisa bangunkan yang lebih kuat lagi. Supaya bentukku makin terlihat dan bermakna. Aku seperti bongkahan batu atau cerita baru lagi, dengan berbagai karakter, berkotak-kotak ruang untuk bertumbuh, dan bersela sela celah untuk membentuk lagi cerita baru. Dan tekadku adalah terus memahat bongkahan itu bersama Allah, bersama Hafiz dan keluarga keci...

Bekas Luka Perceraian

 Di sela makan malam, Anita dan Afrizal, sepasang suami istri yang baru saja menikah, memulai sebuah obrolan hati ke hati. "Honey, gimana rasanya menikah dengan orang yang mudah ditindas seperti aku?" Anita tanpa aba-aba dan konteks mendadak menanyakan hal tentang kelemahannya. Afrizal mengernyitkan dahi dan menatap istrinya dengan bingung, "Memang iya kamu mudah ditindas? Kenapa kamu pikir aku akan menindas kamu?" Afrizal bukan tidak mau menjawab pertanyaan absurd istrinya, tapi ia sepenuhnya bingung dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan baliknya tidak direspon. Dihitungnya hingga 3 suapan masing-masing mereka terhadap makanan dan tetap tidak ada jawaban. Hingga suapan ke-empat, Anita baru meminum sedikit air putih untuk mengosongkan kerongkongan dan memastikan suaranya terdengar jelas oleh suaminya. "Selepas perceraianku kemarin, aku merasa jadi orang yang paling lemah sedunia. Mungkin lebay  ya? Tapi itulah yang kurasa, sepertinya mudah dan enak menikah den...

60 minutes with Syazka

Aku mengingat beberapa kali 60 menit bersama Syazka, seorang psikolog yang membantuku memetakan perasaan dan masalahku di tahun 2019. Sekitar 2 tahun lalu. Ya. Saat itu aku sedang berjuang melawan diriku sendiri yang menolak melihat kenyataan dan keadaan pahit, dan memilih melihat hal baik yang menyakitkan. Syazka membantuku memetakan lewat pertanyaan; apa perasaanku, apa yang kumau, apa yang sedang aku pikirkan, apa yang membuatku sedih dan senang. Syazka memintaku menuliskan perasaanku, pikiranku dan pilihanku serta sikapku. Aku tidak ingat kapan aku menangis se-menangis aku saat bertemu Syazka pertama kali. Sebuah tangisan yang begitu pilu namun membingungkan. Entah mentalku yang tidak terbiasa mendapat masalah, atau memang masalahku memang terlewat berat sehingga tubuh yang terbiasa lincah ceria ini kehilangan bobot massanya dan terus dirundung rasa duka yang mendalam. Malam-malam dingin datang dimana yang kurasakan sering kuungkapkan pada Syazka. Aku juga mengungkapkan pertanyaan ...

I am so in Doubt

I woke up this morning to a sudden feeling of emptiness. I usually wiped it with a prayer or another thought so that I keep my mind off of the thing that confused me. This morning, I embraced it. I let my tears fall, as usual, nobody wiped it. My chest started to pound hard holding the pain. This isn't the best feeling to wake up to on Sunday morning. But who loves Sunday? After a few minutes, I tried closing my eyes again to go back to sleep. Too bad, sleep didn't help as what I saw in my dream is just another vision of fear and doubtfulness. So I woke up again to another deeper doubt and confusion. This time, I shook my mind off by writing a blog. Yet another tears fell down. I don't want to define any feelings or expectations right now. I'm learning to experience another emotional confusion that I think I need to get used to. I know it seems hard, but the hardest part of my life has been done a couple of times a few years back. So this one is another lemon, right?

haven't we tried yet?

Sometimes I wonder what haven't been done. Every day I'm so tired of being an adult and worrying over many things. Adulting is really really exhausting & it makes me wonder when this is all going to end.

Another First Time for Anything

Untuk pertama kalinya dalam sejarah blogging-ku, aku berharap postingan ini tidak ada yang membaca dan mempedulikan. Iya, karena ada kalanya aku merasa bertanggung jawab pada panca indera dan kemampuan literasiku yang minim ini untuk kuungkapkan hal yang tidak bisa kuungkap langsung pada manusia, namun telah kuungkap pada sang Pencipta. Aku begitu lelah setiap memulai tahap pertama, bahkan rasa lelahnya ada sejak saat kutahu bahwa aku akan memulai lagi. Aku sering merasa takut dan ragu akan hal yang aku sendiri tidak bisa menjelaskannya. Sering aku ungkap risauku di sepertiga malamku, kadang sampai menetes air mataku dengan semua galaunya urusan dunia. Sering aku merasa rindu Kampung Akhirat, tapi setiap aku buka mataku di pagi harinya, aku tersadar lagi bahwa menurut Tuhan aku belum pantas mencapainya. Menurut Tuhan, mungkin, aku masih butuh beberapa waktu lagi untuk membuktikan diri sambil terus berjalan hingga sampai pada titik kepantasan aku dipanggil oleh-Nya. Aku sering merasa se...

NEW LOGO

Image
 This is the new LSPR Institute of Communication and Business Institute logo. My home.

Between Alex and Billy

Alex pull his chair and sit uncomfortably, regardless how many times he switched position. "My wife is a disaster. Before we got married, she was so independent, brilliant and charming. After the first child, there isn't any day she isn't complaining about... anything. Literally anything. The way I drink my coffee, the way I tie my shoes, the way I shut the front door, all day long until I get home, she still yaps about how smelly my shirt is. I am so exhausted listening to her so-called-concerns!" That only happens in his head. Billy didn't hear it. Instead, Billy offers him a cigarette an ask if his work is okay, Yes, boys don't talk about wives. Not a good one, not a bad one. "My boss gave me a crazy shit assignment today, he wants me to give training to all employees in all regions, in only one week! Crazy isn't it!" Alex starts the conversation by answering Billy's question about work and everything at the office. "That's insane...

I will finish this race

It was a very sunny and hot afternoon. A small part of me wants to pull over and stop this lap, because I am so exhausted. Suddenly, the memory of the starting line replayed in my head. I said I wanted to finish this race no matter how hard it gets and no matter how painful the laps are. I wanted to keep going and embrace all the journey's experiences. I wanted to move forward to pass the hard paths or turns, because I know no hardships last long, they will all pass. So I pushed the gas pedal harder, I think I almost touched the ground with my right foot. But I keep pushing, I will finish this race.

Sabtu Bertemu Bapak

Sore itu, Bapak menyambut kami dengan riang gembira di teras rumahnya. Kami menyalami Bapak dan langsung menuju ruang makan. Seraya menikmati masakan Ibu yang khas enaknya, Bapak berkelakar tentang sepinya rumah tanpa anak-anaknya yang dulu semasa kecil suka membuat onar. Usai makan, aku dan Bapak ngobrol di teras belakang, suamiku dan ibuku mencuci piring. Entah kenapa bonding mereka memang selalu terjadi di dapur, mungkin karena suamiku koki dan ibuku juga sangat sayang pada menantunya yang pendiam tapi banyak aksi membantu itu. "Maaf ya pak, kami jarang kumpul disini. Kadang ekskul Kakak itu seharian dan tempatnya jauh." ucapku memulai percakapan sambil menceritakan prestasi dan hobby cucu pertama Bapak. "Nggakpapa, apa yang jadi pikiranmu, ndhuk?" Bapak malah balik bertanya khawatir karena mungkin rasa raguku terlihat jelas sore itu. "Kadang aku kangen Pak, pulang kesini, bantu Bapak nyiram tanaman, atau nganter Dimas ke tempat ngajinya" aku mengenang ...

Pregnant Again

They say the third time is a charm. I bet it is for my pregnancy now. I have high hopes that my charm is here, following the previous two. The hormones is quite annoying and exhausting. Yes, it's the madness and sadness and everything in between. Not that I'm not overjoyed, it's just another phase, I guess, in life that I need to adapt, adjust and survive yet again. It's another ups and downs in life, and I don't know why I keep forgetting the previous problems where I struggled and didn't die. Thought that if I had remembered them, I wouldn't be so desperate to end my life constantly. But of course, I have God and faith. Even the slightest faith in God, keeps me alive and motivated. At some nights, I have full expectation that God with help me go through the next 9+ months in my life. It's going to be a very very tough one, I always begin with the intention to give up. And of course, I don't know what 'give up' means of course. Does that mea...

sepasang buah hatiku

Nak, Biarlah post ini mengingatkan kita bahwa kalian adalah dua makhluk titipan Tuhan yang paling indah yang pernah kujaga. Lelah dan sakitku kalian buat tak ada artinya. Aku akan terus menyayangi kalian. Biar kalian tumbuh dengan penuh rasa cinta, rasa cukup, rasa syukur dan rasa ingin tahu tentang dunia. Hingga akhirnya kita berjumla lagi pada masa yang paling kekal. Biarlah aku menyayangi kalian hingga kalian paham bahwa manusia hakikatnya adalah lemah lembut dan banyak silapnya. Biarlah aku menyayangi kalian hingga lelah berubah jadi bahagia. Ingat nak, Aku adalah salah satu yang akan selalu menyebut kalian dalam doa. Aku yang selalu siap di belakang kalian saat kalian lelah dan butuh jeda. Aku adalah rumah yang selalu siaga.  Dan aku, adalah jiwa yang beruntung diberi kesempatan memiliki kalian berdua. Terima kasih atas semua momen kita bertumbuh dan belajar bersama. Ibu sayang kalian, manusia manusia hebat.

Memaafkan Diriku Sendiri

Pagiku dimulai dengan menghirup udara yang meniup niup setelah hujan. Iya, aroma tanah basah setelah hujan; petrichor. Aku mendekap kedua bahuku erat, aku bilang terima kasih sudah bertahan, terima kasih sudah berjuang. Untuk sekali dalam sekian lama, aku merasa cukup dan tidak banyak menuntut. Aku memilih memaafkan diriku sendiri yang memang terbatas dan tidak selalu terbalas. Aku memaafkan diriku yang masih dalam tahap belajar tanpa berhenti. Aku mendalami rasa lelah di setiap sendi badanku, aku merasakan tulangku seperti menegaskan kehadirannya dan menopangku secara mental lebih kuat lagi. Tulang kakiku seperti berbisik pada nadi di sekitarnya untuk tetap kuat dan berdiri tegak. Punggungku seperti mendengar dan turut bersorak lewat tegapnya dan mekarnya diafragma yang terasa. Aku memilih memaafkan diriku yang masih begitu belia dalam memahami banyak hal. Aku memaafkan diriku lewat pelukan sepertiga malam dan berkata hal-hal afirmasi dalam hati supaya langkahku lurus lagi. Supaya sia...

Di Antara Rahasia Rahasia Allah

Aku catatkan beberapa malam yang menjadi salah satu rahasiaku dengan Allah. Malam-malam yang kusimpan sendiri, yang katanya disaksikan malaikat dan Allah di setiap menitnya. Aku catatkan banyak doa dan minta, salah satunya ampunan dosa. Aku juga catatkan banyak rasa dan kekhawatiran akan hari depan. Hari yang kadang menakutkan kadang aku harapkan. Di antara rahasia rahasia Allah, salah satunya adalah ampunan, yang selalu dambakan. Di antara rahasia rahasia Allah, aku selipkan permohonan akan adanya perjumpaan.

Hari Kasih Sayang

Mengingatkan diriku: Saat menikah denganmu, keadaanku adalah pasca terluka dua kali bertubi-tubi. Saat itu bukanlah saat terbaik dalam hidupku selama dua tahun terakhir umurku. Aku yakin-yakinkan diriku, diiringi belasan malam tangisan memohon Allah menunjukkan jalan terbaik untukku. Aku meminta kebaikan Allah mengizinkan lagi ber-imam kepadamu dengan semua berkah dan ridho-Nya. Buatku, sebuah anugerah dan rahmat bahwa kamu memilihku. Buatmu, mungkin ini juga keputusan besar atau berat untuk menikahi seorang janda. Dahsyatnya lagi, bukan hanya aku yang kamu selamatkan, namun juga dua anakku. Aku tau, walau kamu mengelak dan menolak merasakan beratnya, itu adalah hal yang begitu berat buat mu. Terima kasih ya, for putting me first. Terima kasih atas semua usaha dan upaya panjang dan melelahkanmu. Terima kasih sudah selalu mencoba dan mencoba lagi setiap hari. Terima kasih sudah berdamai dengan egomu & hatimu. Terima kasih untuk setiap pelukan dan pelajaran di hidupku dan anak-anakku...

Seperti Senja yang Tidak Kamu Pahami.

Iya. Kamu selalu kesal setiap senja karena kamu takut gelap. Menurutmu, senja adalah waktu terburuk karena itu artinya harimu selesai, produktivitasmu harus tertunda, dan kamu harus mengakhiri hal yang kamu nikmati. Aku mempelajari kesalmu selama beberapa hari, lalu kubuat pola tentang kenapa kamu kesal dan apa yang kamu lakukan saat kamu kesal. Menurutmu, Senja suka mengganggu dan tidak bisa memahamimu seperti makhluk lainnya. Sedikit sekali mungkin kamu lupa, bahwa senja memang bukan makhluk yang bisa kamu bentuk atau kamu atur. Aku mempelajari senja dari terbitnya hingga hilangnya ditelan gelap. Senja menyimpan beberapa cerita dan nyanyian, yang aku dengar perlahan belakangan. Jadi jika kamu baca jurnalku ini, biar kutuangkan hal yang kamu mungkin tidak mengeri tentang senja. Senja adalah bagian dari rotasi bumi dan kodrat ilahi. Senja adalah indah walau menandakan gelap akan datang. Senja adalah hal yang ditunggu banyak orang, terutama pekerja malam dimana mereka mulai bergerak men...

This is the year of denial.

Yes. 2022 is probably just like another year; a year of denial. We often abandon feelings and thoughts that should be addressed and released. I reckon it's because we have other collateral thoughts and fear of making another life-complication. So we just decided to hide them inside us. Little that we know, what we try to burry inside is the main heart problem. Yes. Literally and figuratively. How many times a day you verbally mention "what makes me happy today?" as well as "what upsets me today?" ? I bet it's zero. No, we don't confess feelings like that deliberately without being asked. Even when we are asked, we filter things that come out of our mouth. We are scared, we are full of doubt, we are unable to express feelings on most days. Yet, we survived. In denial.

What does A Heart made of?

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, bahwa hatiku terbuat dari rahmat Allah. Aku nggak tau persis apa maksudnya, tapi aku yakin, hatiku ini terbuat dari zat yang sebegitu hebatnya sehingga setelah bertubi-tubi dia dipecahkan, serpihannya berajut lagi jadi kepingan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Aku juga merasa, hatiku begitu lembut dan rapuh. Yang bisa dilakukannya cuma zikir dan menyebut asma Allah. Udah, hanya itu yang konsisten dilakukan. Kapasitasnya seperti nggak berukur, dan nggak bisa didefinisikan sedalam dan seluas apa, terlepas betapa selalu penasarannya aku. Belakangan, hatiku rindu pulang. Aku juga nggak tau, pulang apa dan kemana. Mungkin ke tanah akhirat? Apa hati ini sudah selelah itu? Kalaupun iya, hati sedang tidak sejalan dengan fisik dan dunia. Fisikku masih berjalan dan dunia juga masih berputar. Hatiku sudah ingin berhenti. Terbuat dari apa hati ini?

Missing My Kids

Sometimes I feel funny how being a few centimeters away still feels far away from my kids. Yes, it's most nights. I miss them. I thought I was too lost in the future that I think I'd lose them. Eventually I will, I know I will. But some nights I treasure the togetherness when we are all asleep. Some nights I just woke up to see them sleep, and I pray good things upon them. Some nights I feel so guilty for being imperfect. Some nights I feel so empty because everything has changed since their arrival. Some nights I blame hormones for making me too sensitive. Some nights I want to hold them forever. Some nights I whispered my love, my dreams for them while landing my kiss on everything that I could reach from them. Some nights I smelled their odors much much deeper than usual. It gives me peace. Being with them gives me peace. I feel like I owe them so many things, so many times and so many chances. I took many things away from them, even maybe I choked them too hard with reality...

2022 is to meet in the middle

 I journal-ed a lot lately in my notebook. Yes, it's the small blue note book that I always carry around in my pink pouch. I don't know why, my writing is not that good anyway, plus typing is so much quicker and easier. I think it's just my emotional imbalance that pushes me to handwrite instead of type. Okay, I thought we agreed we'd meet in the middle. But then I remembered, no, it was me who suggested it and you were never on the same page. You never agreed to it. It's always me. I thought I'd give you time alone when you're feeling unsure, then when you're a bit fine, you can talk it over to me. But you never did. You kept it all by yourself, and I try to let it slide, most of the times. I get to do the hard work translating and interpreting why you act what you act. You were never taking any part in helping me figure things out. Either you want to let it pass or you really have no idea how to tell me. Or maybe you think I must be so smart to think e...